Intisari-Online.com - Sekitar 300 juta perempuan di dunia diperkirakan tidak memiliki akses telepon seluler yang menyebabkan mereka jauh dari akses pendidikan, kesehatan, dan kesempatan untuk bekerja. Tapi sebentar lagi, sekitar sepertiganya, alias 100 juta perempuan di negara-negara berkembang akan mendapatkan telepon seluler gratis.
Tata Communication dan Mastercard sepakat untuk bekerja sama untuk meluncurkan program bertajuk Clinton Global Initiative yang akan diperkenalkan tahun ini di India, Nigeria, Indonesia, dan Guetamala. Target awal mereka adalah 25 ribu perempuan.
Dengan menyediakan akses teknologi kepada perempuan di negara berkembang, dua perusahaan ini mengklaim telah memainkan peranan penting dalam pengembangan pendidikan, kemandirian finansial, dan kesejahteraan umum. “Di Haiti, misalnya, perempuan yang tidak memiliki akses teknologi kerap menemui kesulitan soal rekening bank, dan sangat rentan,” tulis Melinda Gates dalam Op-Ed The New York Times.
Tak hanya soal keuangan, teknologi mobile juga memudahkan para perempuan untuk mengakses pendidikan dan bacaan.
Studi yang dilakukan UNESCO pada 2014 menemukan, dari 4.000-an orang yang disurvei di tujuh negara berkembang, 62%-nya mengatakan bahwa mereka membaca melalui aplikasi mobile-phone. Mereka menyebut, itu lebih murah daripada harus membeli buku ke toko buku .
Teknologi mobile juga terbukti telah memberi jalan bagi perempuan di negara berkembang untuk meningkatkan dan mendapatkan penghasilan. Sementara itu, ibu hamil dan ibu baru merasa terbantu, terlebih dalam hal layanan kesehatan.
“Kami sekarang berkesempatan memiliki generasi perempuan yang luar biasa yang terbebas dari belenggu kemiskinan tiada ujung karena mereka telah memiliki akses informasi dan kesempatan dalam hal ekonomi,” terang Rangu Salgame, CEO Growth Ventures Group, Tata Communications.