Find Us On Social Media :

Makin Mahal Harga Gas Elpiji, Mana yang Lebih Hemat Masak Pakai Kompor Gas atau Kompor Listrik, Ini Perbedaan di Antara Keduanya

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 22 September 2022 | 12:05 WIB

Ini perbedaan kompor gas dan kompor listrik.

Intisari-Online.com – Setelah pemerintah dahulu mengkampanyekan penggunaan kompor gas sebagai pengganti kompor minyak, kini rupanya pemerintah tengah gencar mengkampanyekan konversi penggunaan kompor berbahan bakar LPG diganti dengan kompor listrik termasuk kompor induksi.

Dalam kampanyenya itu, bahkan pemerintah akan membagikan secara gratis paket lengkap kompor listrik seharga Rp1,8 juta untuk ratusan ribu kepala keluarga.

Program konversi kompor listrik ini diharapkan bisa menjadi solusi masalah kerugian PLN akibat kelebihan pasokan atau oversupply listrik PLN, terutama untuk jaringan Jawa-Bali.

Hal itu terjadi seiring banyaknya pembangkit baru yang terus dibangun.

PLN sendiri, juga giat mengkampanyekan konversi kompor listrik, dimulai dari Solo dan Denpasar, DKI Jakarta akan menjadi sasaran pilot project berikutnya konversi elpiji 3 kg ke kompor induksi.

Lalu, mana yang lebih hemat, memasak pakai kompor gas atau kompor listrik?

Bila merujuk pada klaim PLN, biaya kompor listrik maupun kompor induksi bisa saja lebih hemat daripada kompor gas elpiji.

Menurut Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, salah satu kelebihan memasak dengan menggunakan kompor induksi lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan kompor gas elpiji 3 kg.

Penghematan energi yang didapat dengan menggunakan kompor listrik atau kompor induksi diklaim sebesar 10 hingga 15 persen.

“Menggunakan kompor induksi biaya memasaknya bisa lebih hemat 10-15 persen,” kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI pada 14 September 2022, yang dikutip dari Kompas.com (22/9/2022).

Menurutnya, harga keekonomian dari elpiji 3 kg tanpa subsidi adalah Rp19.698 per kg, sedangkan harga elpiji per kg setelah disubsidi dari pemerintah menjadi Rp4.250 per kg.

Itu berarti, pemerintah memberikan subsidi senilai Rp15.448 per kg atau Rp46.344 per tabungnya.