Find Us On Social Media :

35 Tahun Kematian John Lennon: 'Beautiful Boy' dan Hubungan John Lennon dengan Anak-anaknya

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 8 Desember 2015 | 13:00 WIB

35 Tahun Kematian John Lennon: 'Beautiful Boy' dan Hubungan John Lennon dengan Anak-anaknya

Intisari-Online.com - “Tutup matamu, jangan takut. Monster itu sudah pergi, dia lari dan Daddy ada di sini ... Sebelum kamu tidur, berdoalah, setiap hari dan segala cara ... Jauh di lautan bahtera berlalu, beratnya penantian melihatmu dewasa ... memang perjalanan itu jauh .... beautiful boy, darling, darling, darling .... Sean.”

Sean Taro Ono Lennon (9 Oktober 1975), adik tiri Julian Lennon dan putra kedua John Lennon dari Yoko Ono, saat itu mungkin tak mengerti lirik lagu daddy-nya. Mungkin Sean menganggap lagu “Beautiful Boy” semacam nyanyian nina bobo buatnya. Lagu Lennon yang indah dan unik, meski belakang ini berisi protes “politis” soal perang dan kekerasan, menurut banyak kritikus justru menonjol. Lagu Lennon umumnya mencerminkan kepekaannya terhadap keadaan sekitarnya. Lennon dnta pada bahasa, suara, dan bunyi yang terangkai indah dalam melodi dan irama.

Beberapa jam sebelum Chapman menekan picu pistol, Lennon masih menjawab wawancara radio San Francisco. “Hidup saya kini hanya untuk Sean. Itulah alasan saya senang diam di rumah ... rasanya pekerjaan ini tak bakal selesai, meski saya mati dan dikuburkan nanti. Saya berharap ini terjadi nanti, masih lama sekali,” katanya.

John, Yoko, dan Sean, lebih senang berdiam di apartemennya. Dalam ruang rumahnya yang lengkap dengan peralatan elektronik, juga macam-macam buku bacaan, John lebih senang bersandal dan masih latihan yoga. Dia tetap berkacamata bingkai plastik, tak lagi kacamata berbingkai bundar model kakek. Rambutnya pun tetap panjang.

Hubungannya dengan Sean, terutama pada pagi dan malam hari. Sisanya John membenamkan dirinya dalam kamar, sendirian dan kesepian. John sendiri senang menyebut dirinya “bapak rumah tangga”, karena Yoko yang aktif berhubungan keluar untuk bisnis dan komunikasi. Selain Sean dan Yoko, John diam-diam juga cinta dan sayang kepada Sasha, Misha, dan Charo. Itu nama 3 ekor kucing Persia.

Sean bertampang Eurasia dengan muka bundar, hidung tak mancung, serta rambut coklat. John sering berseloroh. “Kami macam kembaran. Tanggal lahir saya sama dengan Sean. Kalau lagi marah kepada Sean yang bandel, saya hampir berkata: kamu itu jangan-jangan bukan anak saya,” kisahnya soal Sean yang dibesarkan dengan pendidikan seperti anak besar.

John aktif lagi tahun 1980, setelah “pensiun” dari studio rekaman album Shaved Fish. Dia memang kikuk, karena biasanya hidup sehari-hari besama Sean, kini dia harus bekerja sembunyi di kamar. Sekali waktu Sean bilang, “Saya hanya mau seorang ayah. Daddy jangan bekerja terus.”

Lennon demikian dekat kepada putranya, termasuk Julian. Setelah berpisah bertahun-tahun dengan Julian, John tiba-tiba tersadar. Julian sudah besar. Sudah menjadi remaja pemusik rode bersepatu bot tinggi, pakai jin dan jaket kulit. Mirip seperti penampilan John waktu muda di band Quarry Men Liverpool. “Saya lupa bagaimana rupa Julian waktu menjadi anak kecil,” tutur John.

Julian dalam wawancara menjelaskan hubungannya dengan John. “Saya sudah dewasa dan paham banyak hal, termasuk soal ayah. Ada saat tertentu, kami saling kontak dan saya minta dikunjungi. Menjelang akhir hidupnya, kami benar-benar dekat," tutur Julian yang semasa kecil takut kepada John. Julian patut bersedih. Dia sudah dua kali kehilangan ayahnya. Sekali, waktu John bercerai. Kedua, saat John tewas.

Sementara Sean, semakin tumbuh semakin ia tahu apa itu Beatles. Siapa itu John Lennon. Ia juga makin tahu; Beatles itulah John Lennon. Ayahnya itu Beatles.