Find Us On Social Media :

Di Antara Bahasa-bahasa Lainnya, Bahasa Indonesia Paling Populer di Kalangan Anak-anak Australia

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 29 Januari 2016 | 13:00 WIB

Di Antara Bahasa-bahasa Lainnya, Bahasa Indonesia Paling Populer di Kalangan Anak-anak Australia

Intisari-Online.com - Pemerintah Australia baru-baru telah membuat sebuah aplikasi untuk mendorong anak-anak di sana belajar bahasa asing. Bahasa-bahasa yang ditawarkan adalah Mandarin, Jepang, Indonesia, Perancis, dan Arab. Dari sekian bahasa itu, bahasa Indonesia adalah yang paling populer.

Dalam 50 tahun terakhir, jumlah murid-murid sekolah di Australia yang belajar bahasa asing turun dari angka 40% menjadi 12%. Oleh karena itulah aplikasi ini dikembangkan.

Secara keseluruhan ada 35 aplikasi yang dibuat oleh Early Learning Languages Australia (ELLA). Di dalamnya ada tujuh aplikasi khusus untuk mempelajari lima bahasa, yaitu Mandarin, Jepang, Indonesia, Perancis, dan Arab. Menteri Pendidikan Australia Simon Birmingham mengatakan, uji coba ini sudah dilakukan di 41 playgroup (di Australia disebut preschool).

“Uji coba ini memberikan akses bagi anak-anak berusia di bawah lima tahun untuk belajar bahasa asing lewat aplikasi,” kata Birmingham.

Meskipun minat untuk belajar bahasa Indonesia menurun di tingkat sekolah menengah di Australia, tapi dalam uji coba itu, aplikasi untuk belajar bahasa Indonesia menempati peringkat paling populer.

Aplikasi bahasa sambil bermain ini akan diujicobakan di sekitar 1.000 playgroup dengan biaya sekitar AS$6 juta atau setara Rp60 miliar. Pada 2015, pemerintah federal Australia mengalokasikan dana sebesar US$9,8 juta untuk melakukan uji coba online untuk mengetahui cara yang efektif dalam mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak.

Meski demikian, seperti dilaporkan Kompas.com, pemerintah setempat berharap keadaan itu akan berubah. Kini, pemerintah mulai mencari sasaran anak-anak yang lebih muda dengan bantuan aplikasi. Yang menjadi sasaran adalah anak usia antara 4 dan 5 tahun. Senator Birmingham mengatakan, bila uji coba lanjutan ini dianggap berhasil, aplikasi tersebut akan diberlakukan secara nasional mulai tahun 2017.

Tak hanya bahasa, lembaga tersebut juga berencana membuat aplikasi belajar matematika dan sains.