Intisari-Online.com - Pakar kesehatan dari Wellcom Trust, Jeremy Farrar, menyebut dampak virus Zika bisa lebih besar dibanding wabah Ebola yang menewaskan 11 ribu orang di Afrika. Klaim itu ia keluarkan menjelang pertemuan darurat World Health Organisation pada Senin (1/2) terkait isu Zika yang sedang ramai diperbincangkan.
“Dalam banyak hal, wabah Zika lebih buruk dibanding epidemi Ebola pada 2014-2015,” ujar Farrar, seperti dilansir The Guardian. “Kebanyakan pembawa virus (tampak) tanpa gejala. Ini merupakan infeksi-diam di sebuah kelompok yang sangat rentan—ibu hamil—yang berkaitan dengan bayi yang mereka lahirkan.”
Berbeda dengan Ebola, belum ada kabar tentang vaksin Zika saat ini. “Perbedaan paling nyata adalah mengembangkan vaksin yang akan diujicobakan kepada ibu hamil merupakan mimpi buruk,” tambah Mike Turner, kepala inveksi dan immuno-biology di Wellcom Trust.
Dengan setidaknya hampir 80% dari mereka yang terinfeksi virus ini tanpa gejala menyebabkan pelacakan virus ini cukup sulit. Dan kita tahu, spesies penyebar Zika, Aedes aegypti, telah menyebar jaringannya selama beberpa dekade terakhir.
“Nyamuk ini ‘menyukai’ kehidupan perkotaan dan telah menyebar luas ke beberapa wilayah tropis lainnya,” tegas Farrar.
Sembari menunggu ditemukannya vaksin, beberapa langkah konkret bisa dilakukan untuk mencegah menyebarnya nyamuk Aedes aegypti si penyebar virus ini. Yang paling umum dilakukan adalah menggunakan DDT sesegera mungkin.