Penulis
Intisari-Online.com -Jika masyarakat Indian kerap berteriak, memaksa bayi-bayi menangis, dan membetot telinga anjing supaya menggonggong, maka masyarakat Meksiko mengadakan upacara mengorbankan manusia saat terjadi Gerhana Matahari. Bukan asal manusia, tapi mereka yang bongkok dan kerdil.
Sementara di di daerah Kamsyatka orang membawa api keluar dari gubuk serta membacakan doa-doa. Di Babilon terdapat kebiasaan untuk menyambut gerhana dengan pembacaan mantera-mantera.
Bangsa-bangsa lain menyelenggarakan upacara-upacara keagamaan. Suku Chileatin di Amerika Baratlaut mengadakan prosesi khidmad dengan berjalan memutar menuruti suatu lingkaran. Raja-raja Mesir kuno berjalan mengelilingi kuil menurut upacara tertentu. Gadis-gadis Kamboja yang dikurung seumur hidup demi tugas keagamaan diperbolehkan keluar untuk menghormati makhluk yang menelan Matahari atau Bulan.
Penduduk asli Meksiko ternyata mempunyai kebiasaan yang mengerikan. Mereka menjelenggarakan upacara pengorbanan manusia pada saat-saat gerhana. Dan yang dipilih sebagai korban adalah orang-orang yang bongkok dan kerdil.
Di antara pelbagai suku Indian di Amerika Utara terdapat pendapat bahwa pada waktu Gerhana Bulan bayi harus dibawa keluar dan diberi mantera, agar mereka tumbuh cepat bagaikan Bulan yang baru lolos dari gerhana. Sementara itu dukun-dukun bergegas menuju ke pegunungan. Mereka mencari tumbuh-tumbuhan yang dapat diramu menjadi obat karena saat itulah jang terbaik.
Bangsa-bangsa lain umumnya justru berpendapat bahwa gerhana membawa kesialan. Perempuan-perempuan Indian di daerah Yukon Hilir membalikkan letak poci-poci dan piring-piring agar jangan terkena uap kotor yang disebarkan oleh gerhana. Orang-orang Indian di Amerika Tengah melarang para perempuan hamil menonton gerhana. Kalau pantangan itu dilanggar, bayinya akan dilahirkan dengan bibir sumbing.
Penduduk Yucatan, Amerika Tengah, menganggap gerhana sebagai pertanda bakal ada bencana nasional. Kepercayaan ini terdapat pula misalnya di Rusia. Sebuah catatan tua menyatakan bahwa gerhana bulan tahun 1248 meramalkan penyerbuan tentara Tartar yang dipimpinan Khan Batu: “Ketika itu terdapat pertanda buruk pada bulan; ia berubah mendjadi merah-darah lalu musnah. Maka pada musim panas itu datanglah Khan Batu dengan laskarnya…”(Intisari, 1969)