Penulis
Intisari-Online.com -Sebelum terkenal sebagai terapi kecantikan, di beberapa rumah sakit Angkatan Laut seperti di Arun, Tanjung Pinang, Jakarta, Surabaya, dan Sorong, terapi oksigen hiperbarik (OHB) digunakan untuk operasi penyelaman. Kita tahu, para diri penyelam kerap muncul gangguan seperti dekompresi dengan gejala antara lain tubuh sakit-sakit, kehilangan orientasi, dan pusing-pusing.
Gangguan dekompresi terjadi akibat penerunan tekana secara cepat (dari kedalaman air tertentu dengan tekanan tinggi menuju ke permukaan air). Kondisi ini menyebabkan gelembung gas nitrogen (N2) dalam tubuh, yang sebelumnya diserap dari udara luar, mengembang dan mendesak pembuluh-pembuluh darah.(Baca juga: Usut asal selam)
Gangguan ini bisa dipulihkan dengan memasukkan pasien ke dalam lingkungan yang bertekanan tinggi dan secara perlahan diturunkan tekanannya. Alatnya tidak lain adalah RUBT.
Sementara penerapan terapi OHB di Indonesia untuk kebugaran, kecantikan, dan geriatrik boleh dikata baru dimulai pada 1991. Terapi ini antara lain berkat jasa Kolonel (Purn) dr. Otto Maulana, seorang dokter ahli penyakit kulit dan kelamin yang juga mendalami terapi oksigen hiperbarik dari RSAL Mintohardjo di Jakarta—yang pada Senin (15/3) kemarin mengalami kebakaran.
Ketika itu ia mengamati para pasien yang menjalani terapi OHB jangka panjang (30 kali) untuk berbagai penyakit klinis. Para pasien itu ternyata mendapatkan efek sampingan yang menguntungkan, yakni meningkatkanya kebugaran.
Maka sejak Mei 1991, pihak RSAL Jakarta, dan setahun kemudian disusul olehj Lakesla Surabaya, sepakat menyusun program terapi OHB khusus untuk kebugaran, kecantikan, dan geriatrik (menghambat proses penuaan). Sejak itu, kedua rumah sakit yang berada di bawah pengelolaan ALRI itu membuka lebar-lebar pintunya untuk umum, bagi mereka yang ingin tampil bugar, cantik, dan awet muda.
Mengutip makalah “Manfaat Oksigen Hiperbarik Pada Kebugaran, Kecantikan, dan Geriatrik” yang ditulis oleh dr. Agus Susanto, dkk. Pada Simposium Nasional Manfaat Pengobatan Oksigen Hiperbarik di Surabaya pada Juni 1995, program OHB harus dijalani berulang kali.(Baca juga: Jenis terapi laser untuk masalah kulit)
Untuk kebugaran dilakukan 5 - 6 kali seminggu pada minggu pertama, yang disebut tahap inisial atau pemacuan. Selanjutnya 2 - 3 kali seminggu pada minggu ke-2 dan ke-3. Artinya, dalam tiga minggu tercapai 10 kali terapi. Setelah itu dilanjutkan dengan tahap pemeliharaan dengan 2 - 4 kali OHB perbulan, tergantung kebutuhan. Proses terapi berlangsung kurang lebih 90 menit di bawah tekanan 2 - 2,4 ATA sekali dalam sehari.
Sama seperti untuk kebugaran, terapi untuk kecantikan dan penghambatan proses penuaan berlangsung dalam kondisi. dan waktu sama. Hanya frekuensinya berbeda, yaitu 5 - 6 kali per minggu dan dilakukan 24 kali berturut-turut. Kalau dihitung-hitung 1 paket terapi kecantikan dan awet muda butuh 4 – 5 minggu. Sehabis itu juga diikuti dengan tahap pemeliharaan, 2 – 4 kali per bulan.(Intisari, 1995)