Find Us On Social Media :

Mengapa Indonesia Masih Rugi Meski Sudah 'Pol-Polan' Naikin Harga Pertamax, Sedangkan Malaysia Masih Jual BBM dengan Harga Murah Meriah Meski Sama-Sama Impor dari Singapura ?

By Afif Khoirul M, Senin, 12 September 2022 | 09:50 WIB

benarkah menaikkan harga BBM bisa membantu nilai rupiah menguat?

Intisari-online.com - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus mendapat sorotan dari masyarakat Indonesia.

Pasalnya, harga ada beberapa harga BBM yang awalnya murah kini naik, termasuk Pertamax yang sebelumnya sudah naik, namun turut mengalami penyesuaian.

Pertamax yang awalnya sudah naik di harga Rp12.500 kini naik lagi dengan harga Rp14.500.

Namun, Pertamina mengaku masih merugi, meski sudah menaikkan harga Pertamax untuk kedua kalinya dalam waktu dekat.

Menurut Direktur Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan, Pertamax di harga paling rendah atau bottom line.

"Iya secara produk, jual rugi (Pertamax). Namanya kita jualan, kita selalu main bottom line," kata Nicke, dalam rapat Komisi IV DPR RI, Jumat (9/9).

Meski Pertamax dijual dengan harga Rp14.500 per liternya, belum bisa menutup produksinya.

Sementara, Pertamina yang mencukupi pasokan minyaknya, kekurangan pasokan dan harus mengandalkan impor.

Pertamax kini tak mendapatkan subsidi dari pemerintah, seperti Solar dan Pertalite.

Nicke menyebutkan, untuk harga Pertamax sendiri, seharusnya berada di kisaran Rp17.000 per liternya.

Namun, sebagai perusahaan negara, kerugian yang ditanggung Pertamina seluruhnya ditanggung perusahaan plat merah itu.

"Sekarang subsidi bbm 87 persen dari total penjualan, PSO. Itulah BUMN, yang membedakan dengan swasta, jula rugi Pertamax, beban Pertamina," katanya.