Penulis
Intisari-Online.com - Hacker Bjorka kembali membuat heboh dengan membocorkan dokumen rahasia negara, Jumat (9/9/2022).
Sebelumnya, ia juga membuat kegaduhan saat lebih dari satu miliar data registrasi SIM card bocor dan diunggah Bjorka dalam forum Breached.
Data sebesar 87 GB diklaim berisi NIK, nomor ponsel, provider telekomunikasi, dan tanggal registrasi itu dijual Bjorka seharga menjualnya seharga USD50.000 atau Rp745,6 juta.
Bjorka juga mengeklaim bahwa dia berhasil membobol data di sejumlah pihak seperti Indihome, Kominfo, dan KPU.
Kali iniSebanyak 679.180 transaksi surat dan dokumen rahasia Presiden Republik Indonesia (RI) diduga bocor.
Dugaan bocornya transaksi surat dan dokumen Presiden RI ini pertama kali diungkap oleh akun Twitter @darktracer_int.
Sebelumnya, akun Twitter tersebut juga mengungkapkan bahwa Bjorka telah menargetkan data-data dari Presiden RI untuk dibocorkan.
Namun, belum bisa dipastikan apakah data transaksi surat dan dokumen Presiden RI itu adalah asli atau tidak.
Dalam sebuah thread berjudul "Transactions of Letters and Documents to the President of Indonesia 679K" yang diunggah pada Jumat (9/9/2022) pukul 20.21 WIB, Bjorka mengeklaim data yang ia bocorkan kali ini "berisi transaksi surat tahun 2019 - 2021 serta dokumen yang dikirimkan kepada Presiden".
Tak hanya itu, dalam file sebesar 40 mb atau 189 mb belum dikompres, Bjorka juga menyebut ada pula "kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara yang diberi label rahasia".
Dalam thread tersebut, Bjorka turut memperlihatkan sejumlah surat transaksi dan dokumen meski tak secara menyeluruh.
Bjorka, orang yang mengeklaim melakukan hal tersebut, menjual data-data itu di forum Breached.
Dalam situs breached, Bjorka mencantumkan logo Presiden Republik Indonesia.
Akun Twitter Dark Tracer juga membuat peta peta data yang diduga telah dicuri oleh Bjorka.
(Kami sekarang sedang memprofilkan Aktor Jahat "Bjorka" yang membocorkan DATABASE KEWARGANEGARAAN INDONESIA. Dia telah membocorkan banyak database yang menargetkan Indonesia sejak tahun 2020. Analis dan penyelidik yang ingin membuat profilnya dapat menggunakan platform DarkTracer kami)," tulis akun Twitter @darktracer_int.
Dirjen Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan pesan ke hacker Bjorka agar tidak melakukan penyerangan.
Dilansir dari situs forum online breached.to , hacker Bjorka pun memberikan tanggapan soal pesan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
¨My Message To Indonesian Government: Stop Being An Idiot (pesan saya untuk pemerintah Indonesia: berhenti menjadi idiot,¨ tulis keterangan tersebut.
(*)