Penulis
Intisari-Online.com -Saat masih bermukim di bantaran Kali Anyar, Joko Widodo (Jokowi) kecil bertubuh kurus dan hitam. Saking kurusnya, tulang iganya sampai kelihatan saat dimandikan. Maklum, dia susah sekali makan. Seperti juga sosoknya saat ini, Jokowi kecil tidak banyak bicara.
Namun jangan salah, meski pendiam, tubuh dan kakinya justru tidak bisa diam. “Mas Joko suka main di kali,” ujar Sutarti (62), saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Nayu Barat, RT 01/13.
Tidak sekadar bermain di pinggirannya, Jokowi kecil bahkan suka mandi di sana. Tentu saja, dulu air di Kali Anyar belum sekotor sekarang. “Saya suka sekali bermain di pinggir sungai dan mencari telur bebek disana. Rasanya excited sekali bisa mendapatkan telur dengan gratis,” kata Jokowi di Official Memoar Booknya yang berjudul Jokowi Memimpin Kota Menyentuh Jakarta.
Selain kali, pemandangan yang akrab di mata Jokowi kecil ya kayu. Bertumpuk-tumpuk kayu gergajian berukuran kecil dan sedang serta ikatan bambu selalu ada di rumahnya. Bapaknya begitu giat bekerja.
Ibunya tak kalah giat membantu melayani pembeli. Lepas tengah hari ibunya kembali ke rumah untuk mengasuh Jokowi dan adik-adiknya. Sutarti kenal betul kehidupan Jokowi kecil. Sebelum pindah ke Nayu Barat, dulu rumahnya juga ada di bantaran Kali Anyar, di sebelah kiri rumah Jokowi, malah hanya dibatasi satu tembok yang dipakai untuk dua rumah.
Sujiatmi, ibunda Jokowi, kerap minta tolong kepada Sutarti untuk “mengurus” Jokowi kecil saat dia dan pembantunya sibuk berdagang. Salah satu kenangan paling melekat di benak Sutarti adalah polah Jokowi ketika kesepian usai pulang sekolah di SDN 111 Tirtoyoso.
“Mas Joko sering nangis sambil nendang-nendang tembok pembatas rumah kami sambil berseru ‘Mbak Tarti .. .Mbak Tarti, aku mbok dieterke ning nggone Pakdhe’ (Kak Tarti, Kak Tarti, tolonglah aku diantar ke tempat Pakde),” kenang perempuan yang pernah mengajar selama 19 tahun di TK Kristen Immnuel Surakarta ini sambil tertawa.
Lantas dengan sepeda jengki kesayangannya, Sutarti memboncengkan Jokowi ke rumah sang paman, Miyono, yang tinggal di Kelurahan Gondang, kurang lebih 500 m dari Cinderejo Lor. Jokowi memang suka main ke rumah pamannya itu karena saudara sepupunya, Triyono, teman sekelasnya di SDN Tirtoyoso.
Jokowi kecil punya hobi memanggil penjaja makanan yang lewat di depan rumahnya. Mengingat ia tidak suka makan, hal ini tentu cukup unik. Meskipun akan berujung dengan omelan sang ibu karena merasa harus membeli dagangan apa pun yang telanjur dipanggil.
Suatu hari dia memanggil seorang penjual tanpa mencari tahu makanan apa yang dijajakan. Tak dinyana, ternyata penjual tersebut pedagang arang. Karena telanjur dipanggil, terpaksalah Sujiatmi membeli arang meskipun sebenarnya tidak butuh. Walhasil, sang ibunda pun mengomel panjang pendek sambil menyuruh Jokowi “memakan” arang yang sudah dibeli tersebut.
Betapa tidak bisa “diamnya “ Jokowi juga dikisahkan oleh gurunya di SDN Tirtoyoso, Sutarti Wardoyo. Ketika Bu Wardoyo, begitu dia biasa dipanggil, berangkat ke sekolah untuk mengajar, sering kali dia mendapati Jokowi berlari mengikutinya sambil memegangi ekor becak yang ditumpanginya.(Yoyok Prima/Intisari)