Penulis
Intisari-Online.com – Brexit yang diambil dari kata “Britain” dan “exit” adalah referendum yang dilakukan oleh warga Inggris untuk berpisah dari Uni Eropa. Setelah hasil menunjukkan bahwa Inggris resmi berpisah, muncul pro dan kontra terhadap keputusan tersebut. Salah satunya berasal dari komunitas ilmuwan di negara tiga singa tersebut.
Survei menunjukkan bahwa ilmuwan menjadi salah satu pihak yang menolak Brexit. Penelitian tersebut menghasilkan 83% penolakan dari total 907 ilmuwan. Salah satu ilmuwan ternama adalah Stephen Hawking yang menulis surat pada bulan Maret menyatakan penolakannya. Ia mengatakan apabila Inggris berpisah maka akan menjadi bencana bagi ilmu pengetahuan.
Hawking mengatakan apabila tetap bergabung dengan Uni Eropa muncul beberapa keuntungan dalam dunia ilmu pengetahuan atau sains. Uni Eropa mempromosikan pertukaran budaya antara negara melalui transfer murid sehingga mendorong ekonomi, keamanan, dan ilmu pengetahuan. Ide juga akan muncul dengan berbagai latar belakang muncul akibat banyaknya negara dan budaya yang tercampur.
Efek utama dari Brexit adalah berkurangnya ide dan ilmuwan di negara tersebut. Ahli beserta ilmuwan dapat pergi dari Inggris untuk kondisi beserta gaji yang lebih baik. Pendanaan sendiri akan berkurang dan ilmuwan dari luar sendiri akan kehilangan statusnya sehingga merasa tidak nyaman.
Pendanaan untuk universitas sendiri akan berkurang. Uni Eropa memberikan pendanaan sekitar 1 trilliun euro (sekitar 14 triliun rupiah) dan dapat hilang akibat berpisahnya Inggris dari organisasi tersebut. Total pendanaan penelitian di Inggris dapat berkurang 16% dan sebesar 40% untuk penelitian kanker.
Akan tetapi muncul pandangan positif dalam Brexit, seperti Myles Allen dari Universitas Oxford yang mengatakan bahwa Inggris akan mencari jalan untuk menghadapi isu-isu tersebut. “Akademisi tidak selalu bisa memilih isu dan permasalahan yang harus mereka selesaikan,” pungkas Allen. Sedangkan untuk posisi peneliti, para pendukung Brexit mengatakan bahwa ilmuwan dapat diberikan kebebasan lebih dalam kerjasama internasional akibat bebasnya Inggris dari Uni Eropa.
(techtimes.com)