Find Us On Social Media :

Lewat Kartun-kartun Ini, Kita Bisa Pahami Brexit dengan Cara Sederhana (2)

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 28 Juni 2016 | 10:00 WIB

Lewat Kartun-kartun Ini, Kita Bisa Pahami Brexit dengan Cara Sederhana (2)

Intisari-Online.com - Ketegangan atas imigran telah meningkat secara signifikan di Inggris dalam beberapa tahun terakhir. 20 tahun yang lalu, hampir tidak ada yang berpikir bahwa persoalan ras menjadi isu paling penting di negeri Ratu Elizabeth itu. Tapi waktu telah berubah. Dalam sebuah survei yang dilakukan tahun lalu, 45 persen orang Inggris menyebut “imigrasi/persoalan ras” sebagai isu utama yang dihadapi oleh negaranya.

77 persen  orang Inggris menghendaki arus imigrasi ke negaranya harus dikurangi. Tahun lalu, Perdana Menteri David Cameron mengumumkan referendum tentang apakah Inggris harus tetap berada di Uni Eropa. Isu bergulir dengan reaksi yang bermacam-macam, hingga semuanya terjawab pada Kamis (23/6) kemarin: Inggris resmi keluar dari Uni Eropa.Mau tak mau, ini menyebabkan banyak kekacauan di Inggris; tapi tidak ada yang tahu sepenuhnya apa yang akan terjadi selanjutnya.

 

Cameron mengumumkan pengunduran dirinya karena ia menentang meninggalkan Uni Eropa, dan ia percaya bahwa negara ini harus memiliki pemimpin yang sejalan dengan apa yang dikehendaki oleh para pemilih yang menghendaki keluarnya Inggris dari Uni Eropa. 

Keluar dari Uni Eropa akan membutuhkan proses yang lama, dan menyakitkan. Inggris dan Uni Eropa memiliki tenggat dua tahun untuk memastikan Inggris benar-benar keluar—termasuk aturan juga hak-hak yang akan didapat oleh Inggris.

Ekonom Jacob Funk Kirkegaard sempat berkelakar, bahwa mobil Inggris masih cukup aman dijual di negara-negara Eropa lainnya. Tapi setelah keluar, menjual mobil akan terasa lebih sulit untuk Inggris. Itu baru mobil, belum produk farmasi, teknologi, makanan, dan lain sebagainya.

Lebih dari itu, orang-orang Inggris juga akan kesulitan untuk melewati perbatasan. Sekitar 1,2 juta orang Inggris sekarang tinggal di negara-negara Uni Eropa lainnya. Selama ini mereka tanpa kesulitan bekerja di negara-negara itu, tapi tidak untuk selanjutnya.

Ada skenario yang memungkinkan Inggris tetap menjaga perjanjian ekonomi dengan Uni Eropa. Salah satunya, Inggris harus membuat kesepakatan dengan Uni Eropa yang memungkinkan mereka menjaga hak-hak ekonominya, seperti Norwegia. Tapi bagi banyak kalangan, Uni Eropa tidak mungkin segampang itu memberi napas kepada Inggris. Siapa sih yang tidak sakit hati jika dihianati?