Mengenal Raja Ali Haji, Tokoh Bahasa Melayu dari Kepulauan Riau

Moh Habib Asyhad

Penulis

Mengenal Raja Ali Haji, Tokoh Bahasa Melayu dari Kepulauan Riau

Intisari-Online.com - Bangsa danBahasa Indonesia, bagaimapun juga, berutang banyak pada Raja Ali Haji. Ia adalah tokoh bahasa Melayu kelahiran Kepulauan Riau yang juga seorang ulama, sejarawan, pujangga. Ia adalah pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu melalui buku Pedoman Bahasa.

Kita tahu buku ini di kemudian hari menjadi standar bahasa Melayu. Bahasa Melayu standar itulah yang dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai Bahasa Indonesia.

Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad lahir di Pulau Penyengat Kepulauan Riau pada 1808 dan meninggal pada 1873. Raja Ali Haji merupakan tokoh penting di Jazirah Melayu. Sebagai seorang ulama, tentulah dengan kekuatan imannya yang bersandar kokoh pada akidah Islam, telah menimbulkan semangat baginya untuk memelihara bahasa.

Pengaruh pemikirannya terhadap perkembangan dunia Melayu dapat dilihat melalui berbagai karya sastra dan lain-lain yang dijadikan rujukan dalam tradisi penulisan klasik maupun modern.

Sepanjang hidupnya, Raja Ali Haji telah menulis sekitar 15 kitab. Karangan beliau meliputi bidang bahasa, sastra, sejarah, hukum serta agama Islam. Ajaran Islam sangat mewarnai karya-karya Raja Ali Haji. Sebagai ulama, ia menggunakan karangannya sebagai media dakwah, dalam bingkai amar ma’ruf nahi mungkar, mengajak pada kebaikan dan meninggalkan keburukan.

Pesan-pesan ajaran Islam itu amat kental sekali dalam Gurindam Dua Belas, Mukaddimah fi Intizam, dan Tsamarat al Mukimmah. Gurindam Dua Belas adalah mahakarya yang menjadi pembaru arus sastra pada zamannya. Ia juga dikenal sebagai ulama yang banyak berpengaruh terhadap wacana dan tradisi pemikiran di dunia Melayu.

Salah satu karyanya yang tersohor adalah kitab Bustan al Katibin. Melalui kitab ini, Raja Ali Haji telah menampilkan satu-satunya kitab tatabahasa Melayu yang terpenting yang ditulis tahun 1859. Kitab ini memberikan dasar pelajaran bahasa Melayu, pedoman ejaan, dan huruf Arab-Melayu. Inilah tatabahasa Melayu pertama dengan model tatabahasa Arab. Kitab ini dipakai pada madrasah yang berada di Riau, Singapura dan Johor.

Setelah membuat pedoman dasar tatabahasa Melayu, Raja Ali Haji menulis lagi Kitab Pengetahuan Bahasa pada 1858. Kitab ini merupakan kamus ensiklopedi Bahasa Melayu yang pertama. Tak hanya arti kata, kitab ini juga berisi unsur tatabahasa bercampur dengan uraian agama. Bahasa Melayu inilah kelak yang akan menjadi dasar terbentuknya Bahas Indonesia yang ditetapkan sebagai bahasa nasional pada Konggres Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928.(Sigit Triwahyu/Kidnesia)