Penulis
Intisari-Online.com -Tidak seperti teman-teman sepantarannya yang lain, setiap hari Wang Zheng harus mengais-mengais sampah untuk membantu pengobatan kanker ibu tirinya. Ibunya didiagnosis menderita leukimia dan membutuhkan biaya pengobatan 100 ribu yuan (sekitar Rp198 juta).
Wang adalah seorang siswa kelas lima di Provinsi Nanyang, Henan. Setelah ibunya menikah lagi, ia diasuh oleh bapaknya yang memilih bekerja jauh di luar kota. Ayahnya harus mencari banyak uang untuk membayar utang biaya pengobatan neneknya yang sakit parah.
Sementara ayahnya bekerja di luar kota, Wang diasuh oleh kakeknya, hingga ayahnya menikah lagi. Untungnya, ibu tirinya ini bukan ibu tiri yang jahat, ia bahkan sangat baik. Wang merasa perempuan ini berhasil mengisi kekosongan yang ditinggalkan ibu aslinya.
Tapi tragedi itu datang kembali ketika ibu tirinya itu didiagnosis dengan leukimia limfoblastik akut.
Tentu saja, sebagai remaja 12 tahun, Wang tidak tahu banyak tentang penyakit yang perlahan-lahan akan membunuh ibunya dan mendatangkan tagihan pengobatan 100 ribu yuan itu. Yang ia tahu hanya ia membutuhkan uang banyak untuk pengobatan ibu tirinya.
“Ia memperlakukanku dan kakek dengan begitu baik. Dokter bilang padaku bahwa jika tidak mendapatkan pengobatan segera, mungkin ia akan mati. Aku tidak ingin ia mati dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi,” ujar Wang.
Di tengah Matahari yang bersinar cukup terik, Wang terus menyusuri jalan-jalan kota, dari tong sampah satu ke tong sampah yang lain. Mengambil apa pun yang bisa diambil dan bisa dijual. Selama ia mencari sisa-sisa sampah, di lehernya tergantung papan kardus bertuliskan: “Tolong bantu selamatkan ibu tiri dan keluarga saya.” Ia juga merinci penderitaan yang dialami keluarganya.
Meski demikian, Wang mengaku masih bisa menemukan kebahagiaan dari hal-hal kecil. Ia biasa menjual sisa-sisa sampah itu dengan harga 2,5 yuan dan itu cukup membuatnya sangat bahagia.
Tak hanya itu, aksinya ini juga mengundang simpati dari beberapa netizen. Bahkan ada yang marah dan mengutuk pemerintah yang tidak bisa memberikan perawatan medis terjangkau bagi semua orang yang membutuhkan.(Shanghaiist)