Penulis
Intisari-Online.com -Ada pemandangan yang tidak biasa terlihat di Olimpiade Rio 2016. Di punggung beberapa atlet, terdapat totol-totol merah kehitaman yang biasa disebut dengan bekam. Salah satunya di punggung peraih medali emas Olimpiade terbanyak di dunia, Michael Phelps.
Tak hanya Phelps, pesenam Amerika Serikat Alex Naddour, juga melakukan terapi bekam ini.
Teknik ini biasanya menggunakan cangkir kaca kecil yang dipanaskan yang ditempelkan di kulit. Cangkir ini nantinya akan ditarik kembali untuk mengendurkan otot-otot dan meningkatkan aliran darah. Setelah diangkat, cangkir ini biasanya akan meninggalkan jejak memar melingkar berwarna merah kehitaman.
Bekam adalah terapi pengobatan nyeri yang populer di Timur. Seiring dengan berjalannya waktu, terapi ini juga dipelajari oleh negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, terlebih dengan banyaknya atlet yang mempraktikkan metode ini.
“Mungkin dengan ini publik Amerika Serikat jadi tahu dan mungkin mendorong adanya penelitian dan pengawasan lebih lanjut untuk membuat bekam sebagai pengobatan potensial, yang akan membantu banyak orang dengan nyeri muskuloskeletal khusus,” ujar Dr. Charles Kim, spesialias rehabilitasi di Langone Medical Center, New York University, kepada Mashable.
Apa itu bekam?
Seperti disebut di awal, teknik ini biasanya menggunakan cangkir yang dipanaskan, sehingga bisa memunculkan sensai kulit seperti “ditarik-tarik”—seiring dengan berjalannya waktu, alat bekam dibuat lebih modern. Kulit yang tersedot biasanya akan ditusuk-tusuk dengan alat khusus, sehingga darah kotor bisa mengalir keluar.
Ide dasar bekam adalah bahwa menciptakan memar akan mendorong tubuh menyembuhkan daerah-daerah tertentu dengan lebih cepat. Dr. Kim mengistilahkan terapi ini dengan membuat “cedera yang dikendalikan.”
Dalam tradisi pengobatan China, penyakit fisik disebut disebabkan oleh aliran energi yang buruk—biasa disebut “stagnasi energi”. Bekam menstimulasi aliran energi dan membantu tubuh menyembuhkan dirinya sendiri.
Dr. Kim, yang juga seorang ahli akupunktur bersertifikat, mengatakan, ia biasa melakukan bekam untuk membantu meringankan leher pasien yang kejang dan kaku. Dalam beberapa kasus, bekam digunakan untuk mengobati kelelahan dan gangguan pernapasan.
Meski demikian, menancapkan cangkir terlalu lama di kulit berisiko menyebabkan nekrotis pada kulit. Selain itu, jika dilakukan sembarangan bisa berpotensi membakar kulit Anda.
Belum banyak penelitian ilmiah tentang ini. Beberapa orang mengatakan bahwa efek yang diberikan bekam sebatas “efek plasebo”, sementara sebuah penelitian yang dilakukan oleh Beijing University of Chinese Medicine pada 2004 bisa menyebut bekam hanya memberi efek jangka pendek.
Secara terpisah, para peneliti di seluruh dunia setidaknya telah melakukan 135 percobaan klinik terkontrol secara acak pada 1992-2010. Dari penelitian itu, para peneliti berhipotesis, bekam—yang dikombinasikan dengan terapi lainnya—memberi manfaat signifikan untuk beberapa pengobatan seperti herpes, jerawat, masalah pada tulang belakang, dll.(Mashable)