Penulis
Intisari-Online.com -Sepasang menara turbin 600 kaki telah berdiri di Pantai Timur Amerika Serikat. Ini menandai bahwa pada akhirnya Negeri Paman Sam ini memiliki ladang angin lepas pantai pertama, setelah satu dekade mencoba.
Benar, dua menara itu, dipasang di dekat Rhode Island pekan lalu, adalah yang pertama kalinya di AS. Deepwater Wind, pengembang proyek ini, mengatakan bahwa mereka mengharapkan bisa memasang tiga menara lagai pada akhir Agustus ini.
“Ini adalah waktu yang sangat tepat bagi kami, dan ini adalah waktu yang sangat menegangkan,” ujar Jeff Grybowski, CEO Deepwater Wind, kepada Mashable. “Kami bangga menjadi yang terdepan di industri terbarukan di Amerika Serikat ini.”
Ladang lepas pantai pertama ini hadir setelah percobaan selama satu dekade. Beberapa proyek pernah dibuat, tapi terhalang entah oleh regulasi dan hukum atau oleh persoalan dana. Dan ladang angin di Rhode Island ini, oleh pengembang, dianggap minim risiko dan lebih terjangkau.
Proyek lima turbin ini disebut menghabiskan dana sekitar AS$300 juta (sekitar Rp3,9 triliun), terletak sekitar tiga mil dari lepas pantai Block Island. Nantinya, proyek ini bisa mengumpulkan energi sekitar 30 megawatt—cukup untuk menerangi 17 ribu rumah penduduk di sekitarnya.
Energi yang dihasilkan ladang angin ini memang tak sebesar pembangkit listri tenaga batubara yang menghasilkan energi 16 kali lebih besar: 500 megawatt. Tapi, ladang angin memiliki keuntungan untuk menghindari emisi karbon yang sekarang ini sedang diperangi.
Deepwater Wind pertama kali mengusulkan proyek ini pada 2008. Grybowski berharap, proyek yang kontruksi turbin dan kabel bawah lautnya dimulai setahun yang lalu ini sudah bisa digunakan pada musim gugur tahun ini. Meskipun baru awal, setidaknya ini bisa menjadi langkah awal untuk mengejar ketertinggalan AS dari Eropa dan China dalam hal ladang angin lepas pantai.
Dari data European Wind Energy Association, setidaknya telah ada 3.200 turbin lepas pantai yang bisa menghasilkan energi 11 ribu megawatt di Eropa. Sementara di China, kini telah ada ratusan turbin dan rencananya akan bertambah 30 kali lipat pada 2020.(Mashable)