Penulis
Intisari-Online.com -Berbeda dengan gajah purba lainnya, gajah purba atau mammoth terakhir di Bumi diduga punah karena kehausan. Kehausan ini disebabkan oleh perubahan iklim yang membuat jumlah air di danau tempat mereka mencari minum menipis.
Sebagai informasi, gajah purba terakhir diperkirakan tinggal di Pulau St Paul yang terletak di dekat Laut Bering. Para peneliti menyebut bahwa mereka punah 5.600 tahun yang lalu. Sementara kawanan gajah purba yang lain, yang musnah karena perburuan, punah 10.500 tahun yang lalu.
Suhu Bumi yang menghangat membuat tinggi muka air laut naik sehingga menyusut. Pada saat yang sama, air asin mengalir ke dalam pulau, mengikis persediaan air tawar.
Raksasa berbulu itu dipaksa berburu sumber air. Kita tahu, gajah modern saja membutuhkan 70 - 200 liter air per hari. Bila gajah purba membutuhkan volume air yang sama, tak butuh waktu lama untuk menghabiskan air di satu danau.
Celakanya, kompetisi untuk mendapatkan air mempercepat kepunahan. Saat danau mengering, mereka berkumpul di sumber air.”Mereka berdesak-desakan sehingga menghancurkan vegetasi disekitar mereka,” kata Profesor Russel Graham, Peneliti dari Universitas Negeri Pennsylvania.
Perilaku tersebut selain merusak vegetasi juga memicu erosi sedimen. “Mereka akhirnya berkontribusi pada kepunahannya sendiri,” imbuhnya seperti dikutip BBC. Riset yang mengungkap sebab kepunahan gajah purba itu sekaligus memberi gambaran tentang dampak perubahan iklim pada hewan populasi kecil.
“Dalam perspektif yang lebih luas, penelitian ini menyoroti jika populasi kecil sangat rentan terhadap perubahan lingkungan,” kata Love Dalen, Professor Evolusi Genetik di Museum Sejarah Alam Swedia.(Kompas.com)