Ke Mana Perginya 9.000 Imigran Anak di Jerman yang Hilang Sejak Awal 2016?

Moh Habib Asyhad

Penulis

Ke Mana Perginya 9.000 Imigran Anak di Jerman yang Hilang Sejak Awal 2016?

Intisari-Online.com -Persoalan imigran di Eropa tak kunjung mendapatkan angin segar. Belum lama ini sekitar 9.000 imigran anak di Jerman menghilang sejak awal 2016 lalu. Sebagian besar, anak-anak itu datang tanpa pendampingan orangtua. Ke mana mereka?

Informasi dari Kantor Kriminal Federal (BKA) Jerman menyebutkan, kasus itu kepada publik pada Senin (29/8) bersamaan dengan berlanjutnya debat tentang longgarnya peraturan imigrasi. Jumlah pengungsi anak yang hilang itu naik dua kali lipat dari Januari ketika ada 4.749 pengungsi dilaporkan hilang.

Sebagian besar dari 8.991 anak-anak yang hilang itu berusia antara 14 dan 17 tahun. Namun, yang paling menyedihkan lagi, 867 anak berusia di bawah 13 tahun. Pihak berwenang bersikeras mereka tidak tahu apa yang telah terjadi pada anak-anak itu. Namun, dikatakan, sejauh ini tidak ada bukti bahwa mereka jatuh ke tangan kelompok pelaku kejahatan.

Banyak anak dilaporkan hilang dari pusat-pusat pengungsian. Polisi mengatakan, kemungkinan anak-anak itu pergi ke teman-teman atau kerabat mereka di kota atau negara lain di Eropa.

“Dalam banyak kasus, tidak seperti anak-anak yang menghilang tanpa rencana, beberapa di antara mereka ingin mengunjungi orangtua mereka,” ujar seorang juru bicara BKA. “(Juga mengunjungi) saudara atau teman di kota-kota lain di Jerman atau bahkan negara-negara Eropa lainnya.”

Petugas BKA mengakui sulit untuk menjaga data penghitungan migran yang tiba karena mereka umumnya datang tanpa surat-surat identitas dan karena mereka mengeja nama dengan beberapa cara. Pada Februari 2016, Europol memperkirakan bahwa sedikitnya 10.000 anak-anak pengungsi hilang setelah tiba di Eropa. Baru-baru ini jumlahnya "jauh lebih tinggi".

Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) memperingatkan, anak-anak dari zona konflik merupakan “kelompok yang paling rentan di antara para pengungsi”. Anak-anak itu rentan dimangsa geng-geng kriminal dan eksploitasi seksual.

Sebagian besar anak-anak yang hilang berasal dari negara-negara konflik, seperti Afganistan, Suriah, Somalia, Eritrea, Maroko, dan Aljazair. Berdasarkan perkiraan, 300.000 migran atau pengungsi bakal tiba di Jerman tahun ini.

Pada Minggu (28/8), wakil dari Kanselir Jerman Angela Merkel menuduhnya karena menganggap remeh soal kesulitan integrasi para migran ke dalam masyarakat dan kultur setempat selama setahun oleh satu juta pencari suaka yang masuk ke negara itu.(Kompas.com)