Penulis
Intisari-online.com - Deolipa Yumara, sosok pengacara Bharada E ini disebut menjadi salah satau orang yang berani bongkar kasus pembunuhan Brigadir J.
Deolipa Yumara, sebelumnya mengungkapkan bahwa Bharada E melakukan penembakan atas dasar perintah.
Dia mengatakan bahwa perintah tersebut datang dari atasannya langsung, meski tak menyebut namanya.
Namun, sosok tersebut mengarah pada Irjen Ferdy Sambo yang memang saat itu menjadi atasan Bharada E.
Hal itu lantas membuka fakta baru mengenai kasus pembunuhan Brigadir J yang berbeda dari pengakuan awal.
Bahwa Brigadir J terbunuh, setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E setelah Brigadir J diduga mencoba melakukan pelecehan seksual.
Tak hanya itu, sejak terkuaknya kasus pembunuhan Brigadir J, Deolipa Yumara juga mengaku mendapat teror dan tekanan untuk mencabut laporannya.
Kini, namanya lagi-lagi kembali disebut setelah membuat pengakuan mengenai kasus pembunuhan Brigadir J.
Deolipa Yumara, dalam sebuah tayangan di Chanel YouTube, Uya Kuya TV, mengatakan soal bagaimana Brigadir J dieksekusi.
Ia mengatakan, Brigadir J ternyata dieksekusi dengan ditembak berkali-kali, dalam posisi sedang berlutut.
Brigadir J ditembak berkali-kali di lantai rumah Ferdy Sambo tanpa ada perlawanan.
Kemudian, saat Bharada E datang ke lokasi, sudah ada kejadian sebelumnya.
Bharada E kemudian menemukan Brigadir J, alias Yoshua Hutabarat sudah dalam posisi berlutut.
Kemudian, Ferdy Sambo memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J.
Jika Bharada E melawan perintahnya, dia akan ditembak.
"Ferdy Sambo yang perintah. (Brigadir Yosua) dalam keadaan berlutut," ujar Deolipa Yumara, dalam tayangan tersebut.
Bahkan, menurut Deolipa Yumara, dia menganggap Ferdy Sambo sebagai sosok yang keji.
Selain itu, Deolipa Yumara juga menjelaskan bahwa dalam ruangan tersebut, ada beberapa orang di dalam ruangan.
Tapi ia engga menyebutkan namanya, karena beberapa orang ini masih dalam materi penyidikan.
"Tapi, saya gak bisa sebut orangnya. Itu materi penyidikan," paparnya.
Saat ini Ferdy Sambo tengah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Mahfud MD mengatakan, ada tiga spekulasi mengenai motif pembunuhan Brigadir J yang dianggap sensitif.
Menurut Mahfud MD motif pertama karena pelecehan seksual, namun Mahfud MD enggan menjabarkan seperti apa bentuk pelecehannya.
Kemudian, motif kedua adalah perselingkuhan segi empat.
Motif kedua, perselingkuhan empat segi.
"Kedua, katanya perselingkuhan empat segi, siapa yang bercinta dengan siapa. Dan terakhir, muncul karena usaha perkosaan, lalu ditembak. Itu kan sensitif," ujar Mahfud MD.
Motif Ketiga, perkosaan hingga akhirnya Brigadir J ditembak di tempat.
"Dan terakhir, muncul karena usaha perkosaan lalu ditembak. Itu kan juga sensitif," kata Mahfud MD.