Bersejarah, Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim Akhirnya Bersalaman Setelah 18 Tahun Berseteru

Moh Habib Asyhad

Penulis

Bersejarah, Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim Akhirnya Bersalaman Setelah 18 Tahun Berseteru

Intisari-Online.com -Ini adalah momen bersejarah bagi bangsa Malaysia. Bagaimana tidak, setelah hampir 18 tahun berseteru, dua politikus senior di negara ituMahathir Muhammad dan Anwar Ibrahim akhirnya bersalaman. Memang ada motif politik di baliknya.

Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim pernah menjadi duet-politik yang saling bahu membahu dan sangat dekat. Saking dekatnya, Anwar Ibrahim bahkan pernah disebut sebagai “putra mahkota”, sebelum akhirnya ia disingkirkan lantas dipenjarakan rezim UMNO.

Pertemuan keduanya berlangsung di sebuah ruang pengadilan di Kuala Lumpur pada Senin (5/9) kemarin.

Benih-benih permusuhan keduanya muncul ketika Mahathir Mohammad masih berada di puncak kekuasaan. Tahun 1998 ia memecat wakilnya, Anwar Ibrahim, yang dianggap berani menentang politiknya secara terbuka. Tak berhenti di situ, Anwar Ibrahim kemudian dijebloskan ke dalam penjara atas tuduhan pelecehan seksual.

Sinyal rekonsiliasi sudah terlihat bulan-bulan lalu. Pada bulan Juli, Anwar Ibrahim setuju mendukung gerakan politik yang diprakarsai oleh Mahathir untuk menentang Perdana Menteri saat ini, Najib Razak. Kerjasama kedua tokoh politik ini memang ingin mendongkel Najib Razak yang mereka tuduh korup.

Najib sendiri saat ini sedang diperiksa dalam kasus sogok dan poenyimpangan dana senilai jutaan dollar AS terkait dana investasi milik negara yang dikelola oleh perusaaan 1Malaysia Pengembangan Berhad (1MDB).

Istri Anwar Ibrahim, Dr Wan Azizah Wan Ismail, tak lupa mengabadikan momen itu dan mengunggah foto keduanya yang sedang bersalaman itu ke jejaring media sosial Facebook. Tak lupa, ia membubuhi komentar, “Ini adalah pertemuan pertama setelah ‘18 tahun, tiga hari… sejak 3 September 1998…’”

Tidak lama kemudian, media sosial pun dibanjiri gambar dua orang tua yang sedang berjabat tangan itu.

Sebelumnya, Anwar Ibrahim sedang mengajukan gugatan untuk menghentikan UU baru tentang Dewan Keamanan Nasional Malaysia (NSC), yang dianggapnya memberi kekuasan terlalu besar kepada Perdana Menteri. Mahathir datang ke persidangan itu untuk mendukung gugatan itu.

“Ia menunjukkan kesiapan untuk datang dan menjanjikan dukungan, dan dia berharap saya baik dan sukses. Dan saya kira, karena itu, ia mendukung agenda reformasi,” kata Anwar di luar ruang sidang.

Dalam video terpisah, Mahathir mengatakan ia hanya mendukung gugatan mantan wakilnya itu. Ketika ditanya wartawan apakah mereka sekarang jadi teman, Mahathir menjawab, “Saya tidak tahu soal pertemanan.”(Kompas.com)