Find Us On Social Media :

Abdul Muis 'Hasut' Pimpinan Adat

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 7 Mei 2013 | 12:00 WIB

Abdul Muis 'Hasut' Pimpinan Adat

Intisari-Online.com - Abdul Muis atau Abdoel Moeis lebih terkenal karena karya-karyanya di dunia sastra. Selain magnum opus-nya yang tak lekang zaman, Salah Asoehan, Abdul Muis juga pernah menerjemahkan petualangan Tom Sawyer-nya Mark Twain dan Don Kisot-nya Cervantes. Abdul Muis juga pernah menjadi anggota Volksraad atau Dewan Rakyat Hindia-Belanda. Tak hanya itu, pria Padang itu juga terkenal sangat keras terhadap Belanda.

Suatu kali Abdul Muis pernah “menghasut” para pemimpin lokal di Sumatra Barat untuk melawan Belanda. Bak gayung bersambut, hasutan itu ternyata direspon baik oleh para pimpinan tersebut. Informasi ini diperoleh langsung oleh pemerintah kolonial Belanda lewat tangan W.A.C. Whitlau yang kala itu menjadi residen di Sumatra Barat. Whitlau mengabarkan, bahwa Abdul Muis, yang waktu itu juga merangkap sebagai anggota pimpinan Centrale Sarekat Islam, tengah mengadakan sebuah rapat di Padang pada 1 April 1923

Tujuan rapat itu jelas untuk menentang keberadaan pemerintah Kolonial-Belanda yang ada di Padang. Hal itu tertera jelas dalam selebaran yang dikirimkan Whitlau kepada Gubernur Jenderal Fock. Selain itu, Abdul Muis juga mengadakan rapat di Rumah Bola, Padang, pada 31 Maret 1923, bersama para penghulu dari 18 wilayah di Padang.

Gerak-gerik Abdul Muis tentu saja merisaukan Belanda. Sebagai imbasnya, pemerintah kolonial Hindia-Belanda mengeluarkan ultimatum supaya Abdul Muis dikeluarkan dari Sumatra Barat dan untuk selanjutnya dilarang tinggal di sana. (Petite Histoire Indonesia, Rosihan Anwar)