Find Us On Social Media :

Menyuguhkan Arsitektur dengan Rasa Baru

By Moh Habib Asyhad, Kamis, 9 Mei 2013 | 14:00 WIB

Menyuguhkan Arsitektur dengan Rasa Baru

Intisari-Online.com - Bagi para penggemar buku-buku arsitektur kontemporer, pasti mengenal nama Abidin Kusno. Buku-bukunya yang terinspirasi dari teori poskolonialisme, banyak menjadi rujukan-rujukan mahasiswa teknik sipil saat ini. Taruhlah disertasinya yang sudah dibukukan Behind the Postcolonial Architecture: Urban Space and Political Cultur in Indonesia, Penjaga Memori: Gardu di Perkotaan Jawa, juga karya terbarunya, Zaman Baru Generasi Modernis.

Abidin Kusno lahir dengan nama Kho Heng Gie pada 1966. Masa SD dan SMP dia habiskan di tanah kelahirannya, Medan. Menginjak SMA, dia memutuskan untuk pindah ke Surabaya dan meneruskan sekolah di sana sampai tingkat peguruan tinggi.

Sebagai seorang yang aktif menulis, dia banyak menyumbangkan pemikirannya tentang budaya dan kota di jurnal-jurnal terkemuka. Di antaranya adalah Art Journal, Public Culture, Journal of Southeast Asian Architecture, dan sebagainya.

Tidak lupa, sebagai seorang keturunan Tionghoa, dia juga mempunya kepedulian yang cukup tinggi terhadap isu-isu yang berkaitan dengan etnis Tionghoa di Indonesia. Yang paling terkenal adalah Remembering and Forgetting the May Riots: Architecture, Violence and the Making of Chinese Culture in Past 1998 Jakarta, yang dengan detail membahas tentang kehidupan masyarakat Tionghoa pascatragedi Mei 1998.

Meski sejak tahun 2004 Abidin Kusno tidak tinggal di Indonesia, dia secara berkala masih meluangkan waktunya untuk berkunjung ke Indonesia. Selain bekerja sebagai periset di Kanada, dia adalah dosen tamu di Universitas Indonesia dan Universitas Tarumanagara Jakarta. (Sam Setyautama, Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia dan berbagai bersumber)