Find Us On Social Media :

Jadi Musuh Nomor Wahid Monarki Kristen Eropa, Kekuatan Sayyida al-Hurra si Ratu Bajak Laut Muslim Tak Terkalahkan, Disebut 'Monster' Sekaligus Pahlawan

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 30 Juli 2022 | 14:00 WIB

(Ilustrasi) Ratu Bajak Laut Muslim Sayyida al-Hurra

Intisari-Online.com - Sayyida al-Hurra yang baru berusia 7 tahun, beserta keluarganya terpaksa mengungsi ke Maroko saat Kerajaan Islam Granada di Spanyol ditaklukkan oleh Ferdinand dan Isabella, 

Dan menetap di Chaouen hingga usianya menginjak 16 tahun, ia menikah dengan Sultan al Mandri.

Bersama-sama, mereka menjadi orang yang bertekad untuk melawan Portugis bersama keluarganya.

Namun pada 1515 M, suaminya meninggal dan sekaligus menjadikan Sayyida sebagai gubernur Tetouan menggantikan suaminya.

Sebagai seorang gubernur perempuan, kepemimpinan Sayyida al-Hurra sungguh mengagumkan.

Selain cerdas, Sayyida al-Hurra juga pandai memainkan taktik politik dan diplomasi dengan Spanyol serta Portugis.

Dia bahkan mendapat pujian dari Ratu Spanyol Isabella sebagai perempuan Andalusia yang kuat.

Setelah menjadi gubernur, Sayyida kemudian menjadi Ratu Maroko.

Hal itu dikarenakan pernikahannya dengan sultan Maroko penguasa Fes, Ahmed al-Wattasi.

Masih menyimpan dendam karena perebutan tanah airnya oleh Ferdinand dan Isabella, berkobarlah dendam dalam dada Sayyida yang membuatnya sangat ingin balas dendam.

Dia kemudian bersekutu dengan Barbarossa al Algeirs Kanselir Turki untuk menguasai jalur laut di Eropa dan Timur Tengah.