Penulis
Intisari-Online.com -Intisari adalah pelopor bacaan bermutu, dan bagus bisa terus bertahan sampai sekarang. Tapi ketika zaman - khususnya budaya baca - berubah, majalah ini juga harus menjadi pelopor perubahan. Tentu saja itu “tugas” yang berat, seberat para pelopor perubahan di pelbagai bidang lain.Saya mengenal Majalah Intisari sejak masa kanak-kanak. Intisari merupakan bacaan rutin orangtua di rumah yang dibaca setiap malam hari, bersama-sama dengan Reader’s Digest dan satu majalah Belanda yang ukurannya mirip, kalau tak salah namanya Het Beste. Di sekitar tahun 1970-an awal itu, praktis tak ada majalah lain yang memberikan wawasan yang sehat selain Intisari.
Kesan saya saat itu, Intisari adalah majalah orang berpengetahuan. Ayah dan ibu saya membaca secara rutin dan mendiskusikannya di rumah. Banyak hal baru dibicarakan secara mendalam dan dipakai ayah untuk bercerita. Karena orangtua senang membacanya, saya pikir itu bacaan orang dewasa yang sehat. Begitu lengkap isinya. Selain cerita detektif, saya terkesan pada laporan perjalanan yang ditulis seorang dokter (H.O.K. Tanzil, Red.), juga seputar dunia pertanian yang mudah dikembangkan di rumah (seba-gian besar karangan Slamet Soeseno, Red.).
Sekarang Intisari sudah bukan satu-satunya majalah bacaan orang dewasa yang sehat, tetapi ia masih satu-satunya majalah bulanan yang wawasannya mendalam. Tak banyak majalah yang mampu bertahan seperti Intisari, menembus zaman yang berbeda-beda cara pandangnya.
Kita tahu, dunia terus berubah. Setiap generasi muncul dengan gagasan dan cara pandang yang berbeda-beda, memberi warna sehingga setiap zaman menjadi berbeda. Selera pembaca berubah. Teknologi yang membesarkan pembaca membentuk kehidupan yang tidak sama. Minat masyarakat membaca meningkat, namun yang dibaca semakin pendek, terbatas pada 140 karakter, namun sangat interaktif.Kalau Intisari masih bisa bertahan itu pertanda ia memiliki pembaca setia yang sulit digerus oleh zaman. Namun seiring perjalanan waktu, saya yakin kelompok itu pun makin lama akan hilang. Maka keberlangsungan Intisari sangat ditentukan oleh kemampuannya beradaptasi dengan cara-cara baru. Setelah lima puluh tahun, masa-masa berikutnya akan diisi pekerjaan yang sangat tidak mudah. (Rhenald Kasali)
Baca artikel selengkapnya di MajalahIntisariedisi khusus ulang tahun ke-50,September 2013 (500 halaman).