Lewati "Hotel Cinta", Yamauchi Besarkan Nintendo

Moh Habib Asyhad

Penulis

Lewati

Intisari-Online.com - Sampai meninggal di usianya yang ke-85 tahun, tidak banyak yang mengenal Hiroshi Yamauchi, si pendiri Nintendo, secara personal. Tak banyak yang tahu bahwa Yamauchi harus mendirikan "hotel cinta" terlebih dulu sebelum membangun kebesaran Nintendo. "Hotel Cinta" yang ia sewakan per jam itulah yang memperkuat modalnya untuk mengembangkan bisnis mainan elektronik.

Selain sebagai bos besar yang mengibarkan nama Nintendo, praktis tak banyak yang tau, bagaimana cara kerjanya, bagaimana latar belakang keluarganya, dan seperti apa watak aslinya.

Yamauchi lahir di tengah keluarga besar yang kurang harmonis pada 7 November 1927. Ayahnya meninggalkan keluarga saat Yamauchi berusia 4 tahun. Meski beberapa tahun kemudian si ayah kembali, tapi Yamauchi sudah telanjur benci kepada ayahnya.

Davis Sheff, penulis sejarah Nintendo, kepada Los Angeles Times mengatakan, “Pria itu (ayah Yamauchi) membawa malu dan aib bagi keluarga dan harus dihindari.”

Sikap Yamauchi yang keras terhadap bapaknya juga menular di dunia kerja. Sekira tahun 1946, kakeknya yang sakit-sakitan menyerahkan perusahaan keluarganya, Nintendo, yang waktu itu adalah perusahaan kartu permainan, kepada Yamauchi.

Ada satu syarat yang diminta si kakek, yakni harus memecat sepupunya. Kemudian, seluruh manajer yang telah bekerja bertahun-tahun bersama kakeknya dipecat satu per satu.

Berbagai cara dilakukan Yamauchi untuk menghidupi perusahaan yang kala itu sedang sekarat, antara lain menjual beras instan, membuka “hotel cinta” yang kamarnya hanya disewakan per jam.

Yamauchi juga menjual alat semacam “tester cinta”, sebuah alat yang digunakan untuk mendeteksi arus listrik ketika sebuah pasangan saling berpegangan. Sungguh Yamauchi muda yang absurd.

Karena bisnis kartu pemainan sudah tidak booming lagi, Yamauchi banting setir dan membawa Nintendo masuk ke dunia video game. Meski dia sama sekali tidak mengerti permaiann, tapi dia bisa merasakan apa yang diinginkan oleh pelanggan. Lalu muncullah apa yang sekarang terkenal dengan sebutan Nintendo Entertainment System.

“Ambisi Steve Jobs untuk merancang mouse untuk Macintosh tidak lebih besar dibanding perhatian Yamauchi mengenai alat kontrol yang lebih detail. Harus ada dua atau lebih tombol untuk menggerakkan gambar,” tulis Sheff.

Di kantor, Yamauchi juga terkenal keras terhadap anak buahnya. Para pengritiknya menyebut Yamauchi sering mengadu domba karyawannya satu dengan yang lain, bahkan tak segan-segan menyebut mereka pecundang.

Meski demikian, dia tetaplah Hiroshi Yamauchi yang telah mengibarkan nama Jepang dengan Nintendo-nya.