Mun'im Idries Saksi Korban Trisakti

Mayong Suryo Laksono

Penulis

Mun'im Idries Saksi Korban Trisakti

Intisari-Online.com - Tak lama setelah memeriksa empat jenazah mahasiswa Universitas Trisakti yang tertembak pada 12 Mei 1998, dr. Mun'im Idries dipanggil Kapolda Metro Jaya Hamami Nata. Sambil menceritakan luka tembak keempat mahasiswa itu pada bagian-bagian tubuh yang mematikan.Mun'im juga menyerahkan mantel proyektil berwarna kuning tembaga yang dia temukan di batang tenggorok salah satu korban. Pada korban lain proyektil bersarang di dada dan di punggung.Hamami Nata menerimanya sambil tergetar diam. Ia kemudian menatap ke langit-langit ruangan dengan pandangan kosong, matanya menerawang. "Saya sudah perintahkan kepada semua anak buah agar tidak menggunakan peluru tajam. Mereka yang menghadapi pengunjuk rasa hanya dibekali peluru karet dan peluru hampa yang terbatas jumlahnya. Dari mana datangnya peluru ini?"Kesimpulannya, tak ada anggota di bawah kendali Kapolda Metro Jaya waktu itu yang diperintahkan membunuh mahasiswa. Kalaupun kemudian terjadi kematian, berarti ada pasukan lain atau (para) penembak tepat yang mampu menyasarkan peluru tajam ke bagian tubuh yang mematikan dari empat mahasiswa itu.Itulah salah satu misteri dan kekelaman sejarah kita yang dilibati oleh dr. Mun'im Idries, ahli forensik kenamaan yang meninggal dunia Jumat dini hari 27/9/13. Kelanjutan cerita itu, juga pertautan Mun'im dengan peristiwa besar lain,tersaji dalam buku Indonesia X-Files (2013) yang dicukil di Majalah Intisari Oktober 2013.