Bule Penggali Sumur di Tanah Sumba (3): Terkesan Senyum Orang Miskin

Mayong Suryo Laksono

Penulis

Bule Penggali Sumur di Tanah Sumba (3): Terkesan Senyum Orang Miskin

Intisari-Online.comAndre Graff terkesan akan keramahan masyarakat Sumba. Mereka tak pernah kehilangan senyum walau hidup menderita di tanah gersang. Ia membandingkan mereka dengan masyarakat di perkotaan atau di negara-negara semaju Eropa.Masyarakatnya sibuk, sebagian besar tak punya waktu, bahkan tak punya senyum. "Di Sumba saya menemukan orang-orang yang punya banyak waktu dan punya senyum. Saya hidup bersama mereka, menurut cara mereka, benar-benar menggantungkan nasib pada alam," kata pria lajang 56 tahun ini. Ia lantas terpanggil untuk mengabdi. Sadar bahwa hal paling mendasar dari penderitaan hidup masyarakat Sumba adalah kurangnya air, ia pun mulai berikhtiar mencari sumber air. Begitu ketemu, ia meminta bantuan orang-orang ramah untuk menggali dengan peralatan seadanya. Tidak langsung berhasil, memang. Benar-benar trial and error. Tapi begitu sumber air ketemu dan air memancar, kebahagiaan bagai tak terperi. Maka Andre pun melanjutkan kiprahnya dengan menggali dan terus menggali sumur di seantero Pulau Sumba. Ikuti cerita pengabdian pria asal Prancis ini di Sumba dalam Majalah Intisari edisi November 2013.