Djoko Tjahyono Iskandar, Ahli Katak Indonesia yang Jadi Rujukan Ilmuan Internasional (1)

Moh Habib Asyhad

Penulis

Djoko Tjahyono Iskandar, Ahli Katak Indonesia yang Jadi Rujukan Ilmuan Internasional (1)

Intisari-Online.com -Dialah Djoko Tjahjono Iskandar, ahli katak Indonesia yang jadi rujukan ilmuan internasional. Baru-baru pria 64 tahun itu membuat publikasi berjudul “A Novel Reproductive Mode in Frogs: A New Species of Fanged Frog with Internal Fertilization and Birth of Tadpoles” di jurnal Plos One. Dan publikasi itu membuat dunia terkejut.

Beberapa kalangan mengutip publikasi tersebut, tak terkecuali media-media sains internasional. Beberapa pakar reptil dan amfibi dunia menyebut publikasi itu sebagai sesuatu yang mengagumkan. Dan sangat berharga.

Sesuai judul, publikasi itu menceritakan tentang penemuan spesies baru katak bertaring di Sulawesi, Limnonectes larvaepartus. Yang lebih istimewa lagi adalah bahwa selain jenis yang benar-benar baru, sistem reproduksi katak tersebut juga berbeda dengan katak-katak pada umumnya. Ia adalah satu-satunya katak yang melahirkan kecebong.

Dunia geger, muncul pertanyaan di sana-sini, kok bisa, katak yang tak memiliki penis melakukan pembuahan di dalam tubuh? Bagaimana katak tersebut menyemprotkan sperma ke betina? Bagaimana katak tak bertelur, tetapi melahirkan? Pertanyaan-pertanyaan itu seolah datang bertubi-tubi. Dan semua pertanyaan itu terjawab di publikasi bertanggal 31 Desember 2014 itu.

Siapa Djoko Tjahjono Iskandar? Ia adalah herpetolog (pakar amfibi dan reptil) di balik penemuan katak itu. Dia adalah ilmuwan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berkali-kali membuat geger dunia sains lewat temuan-temuannya. Pria kelahiran Bandung, 23 Agustus 1950, tersebut memulai karier sebagai herpetolog pada tahun 1978. Pilihannya menekuni katak dan reptil sangat tidak populer.

"Waktu itu belum ada ahli katak di Indonesia. Saya satu-satunya. Bisa dibilang saya pioneer," ujar Djoko Tjahjono, ahli katak Indonesia yang jadi rujukan ilmuan internasional.