Siapakah 10 Warga Sipil yang Dibantai oleh Kelompok Kriminal Bersenjata KKB Papua? Inilah Identitas Mereka dan Kronologi Pembantaiannya

May N

Penulis

Foto jenazah Nober Palintin (31), sopir truk pasir korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kali Ilame, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, pada Rabu (11/5/2022), akhirnya ditemukan.

Intisari - Online.com -Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali meluncurkan aksinya menewaskan 10 warga sipil.

Mereka melaksanakan aksi keji tersebut dengan membunuh 10 warga sipil di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, Sabtu (16/07/2022) pagi.

Totalnya ada 12 orang yang diserang oleh KKB.

Dua dari 12 orang yang diserang selamat dan hanya mengalami luka-luka.

“Dari korban yang semula hanya berjumlah tujuh orang, saat ini menjadi 12 korban di mana 10 korban meninggal dunia," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal, di Jayapura, Sabtu sore, dikutip dari TribunPapua.

Berikut ini fakta-fakta aksi KKB Papua ini.

Kronologi

Pembantaian 10 warga sipil ini dimulai ketika seorang anggota KKB masuk ke sebuah kios milik H Sabu di Kampung Nanggolait.

Anggota KKB Papua itu membawa pisau saat masuk ke sebuah kios tersebut pukul 09.40 WIT.

Dia kemudian meminta orang yang berda di dalam kios untuk keluar.

Selanjutnya dia merusak kios tersebut dan tidak lama kemudian ada sekitar 20 orang anggota KKB yang membawa 15 senjata laras panjang datang dan kemudian berteriak meminta semua laki-laki yang ada di dalam kios untuk keluar.

Kemudian lima orang laki-laki dan dua orang perempuan keluar dari kios.

Salah satu dari dua perempuan itu adalah anak kecil.

Dua orang perempuan kemudian disuruh masuk kembali ke dalam kios.

Selanjutnya KKB Papua kemudian memukul dan menembak mati lima orang laki-laki yang tadinya mereka suruh keluar, membuat warga sipil lainnya melihat kejadian tersebut.

Sejumlah warga sipil ingin menyelamatkan orang yang ada di dalam kios, tapi justru dipukul dan ditembak sampai seseorang meninggal dunia.

Kemudian pukul 09.45 WIT, truk milik H Rusdin yang membawa lima orang warga sipil dihentikan di depan kios milik H Sabu, dan lima orang di dalam truk itu kemudian ditembak oleh KKB Papua.

Tiga orang berada di dalam truk, sementara dua orang berada di bak truk.

Sementara dua penumpang lainnya yang berada di bak truk akhirnya berhasil melarikan diri.

Pembantaian selesai sekitar pukul 09.47 WIT dan kemudian 20 anggota KKB melarikan diri.

TNI/Polri yang datang kemudian mengevakuasi para korban dengan helikopter dan pesawat seperti menurut keterangan Komandan Korem 172/PWY, Brigjen TNI JO Sembiring.

Motif KKB Papua masih belum diketahui.

Identitas korban tewas

Diketahui 10 warga sipil yang meninggal karena dibantai KKB ini berasal dari berbagai daerah, dan salah satu korban adalah pendeta yang merupakan warga Papua.

Berikut daftar 10 korban meninggal dunia tersebut:

1. Yulius Watu, laki-laki, usia 23 tahun, swasta, suku NTT;

2. Hubertus Goti, laki- laki, usia 23 tahun, swasta, suku NTT;

3. Daeng Marannu, laki-Laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar;

4. Taufah Amir, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar;

5. Johan, laki-laki, usia 26 tahun, swasta, suku NTT, Kabupaten Manggarai;

6. Alex, laki-laki, usia 45 tahun, swasta, suku Kei-Ambon;

7. Eliaser Baner, Pendeta;

8. Nasjen, Laki-laki, usia 41 tahun, swasta, Sulawesi Selatan;

10. Yuda Gurusinga, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar.

Dugaan pelaku

Pelaku pembantaian sudah dipastikan dari KKB Papua, tapi belum dapat dipastikan dari kelompok mana.

Meski begitu Brigjen TNI JO Sembiring menduga aksi keji ini dilakukan oleh KKB pimpinan Army Tabuni.

“Laporan awal menyebutkan jumlah mereka diperkirakan 20 orang dan menggunakan delapan senjata api untuk melakukan penjarahan, penembakan, dan pembunuhan terhadap masyarakat pendatang yang melintas dan berjualan di kios di Kampung Nonggoloit,” katanya, Sabtu, dikutip dari TribunPapua.

Danrem mengungkapkan, di antara korban meninggal dunia terdapat satu orang masyarakat Orang Asli Papua (OAP) yang diketahui sebagai Pendeta di Kampung Nonggoliat yang bernama Pendeta Elias Erbaye.

“Kita mengecam aksi keji ini hingga merenggut banyak nyawa masyarakat sipil termasuk seorang pelayan Tuhan yang seharusnya dihormati dan dilindungi. Kalau pelayan Tuhan saja dibunuh secara sadis, apakah masih bisa dikatakan orang tersebut beriman,” ujar Danrem.

Danrem menyebut Pendeta Elias Erbaya meregang nyawa setelah dibacok dan menerima tembakan dari KKB.

Jenazahnya diambil pihak keluarga dan akan dimakamkan di Distrik Kenyam.

Polisi menduga aksi keji ini dilakukan oleh KKB yang dikomando oleh Egianus Kogoya.

Dipulangkan ke daerah masing-masing

Delapan jenazah diterbangkan dari Timika, Papua ke kampung halamannya masing-masing pada hari ini, Minggu (17/7/2022).

"Delapan jenazah disemayamkan di RSUD. Rencana besok (hari ini,-Red) diberangkatkan menuju Makassar, selanjutnya menuju kampung halamannya masing-masing, seperti Labuan Bajo-NTT, Palu, dan Sumatera," kata Kapolres Mimika, AKBP I Gede Putra, dikutip dari Tribun-Papua.com.

Baca Juga: Dihebohkan dengan Kasus Pembunuhan Misterius Brigadir Yosua, Warga Indonesia Tak Sadar KKB Papua Masih Beraksi dengan Beringas, Bantai 10 Warga Papua di Nduga, Ini Penyebabnya

Artikel Terkait