Penulis
Intisari-Online.com -Carl Djerassi, seorang ahli kimia yang secara luas dianggap sebagai bapak pil KB, telah meninggal dunia. Djerassi meninggal karena komplikasi kanker pada Jumat (30/1), di rumahnya di San Francisco pada usia 91 tahun.
Djerassi adalah seorang profesor emeritus kimia di Stanford University. Ia terkenal saat memimpin tim riset di Mexico City pada 1951 untuk mengembangkan norethindrone, molekul sintetik yang menjadi komponen kunci pil KB pertama.
Pil ini, selanjutnya, secara radikal dikenal sebagai pengubah praktik seksual dan kehidupan perempuan. Pil ini memberi perempuan lebih banyak kontrol atas kesuburan mereka daripada yang pernah mereka miliki sebelumnya dan secara permanen menempatkan doktor—yang sebelumnya tidak melihat kontrasepsi sebagai bagian dari pekerjaan mereka—terlibat di dalamnya.
“Carl Djerassi adalah yang pertama dan utama, seorang ilmuwan besar. Bersama dengan rekan-rekannya ia mengubah dunia dengan membuat kontrasepsi oral yang efektif,” ujar John Hennessy, Presiden Stanford.”Djerassi juga adalah sosok yang tergila-gila dengan seni. Ia pendukung utama seniman yang—selain menghibur dengan perannya—juga berpendidikan.”
Dalam bukunya, This Man’s Pill, Djerassi mengatakan, penemuan pil KB juga telah mengubah hidupnya. Ini membuatnya lebih tertarik pada bagaimana ilmu pengetahuan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Pada 1969, ia menyerahkan sebuah artikel kebijakan publik tentang implikasi global penelitian kontrasepsi di Amerika Serikat. Selanjutnya, pada 1970, ia menerbitkan artikel lain tentang kelayakan pil KB untuk laki-laki.
“Latar belakang kedua artikel tersebut telah meyakinkan saya bahwa politik, begitu juga dengan ilmu pengetahuan, akan memainkan peran dominan membentuk masa depan terutama perihal kontrol kelahiran manusia,” tulis Djerassi.
Djerassi bukan orang Amerika Serikat asli. Ia berasal dari Austria, datang ke Amerika Serikat pada 1939 dengan ibunya, seorang penulis puisi,cerita pendek, dan drama. Oleh sebab itu, ia sangat menyukai sastra dan seni. Ia menggunakan pendapatannya dari saham perusahaan yang membuat pil untuk mengumpulkan lukisan Paul Klee, yang kemudian disumbangkan ke San Francisco Museum of Modern Art.
“Saya tahu tidak ada orang di dunia ini yang menggabungkan penguasaan ilmu pengetahuan dengan bakat literasi seperti halnya Carl Djerassi,” tutur Richard N. Zare, Marguerite Blake Wilbur Professor di Natural Science, Stanford, dalam sebuah obituari yang dirilis universitas. “Dia juga adalah satu-satunya orang, sepengetahuan saya, yang menerima President Nixon the National Medal of Science dan masuk dalam daftar Nixon blacklist di tahun yang sama.”
Meski bergelimang penghargaan, Djerassi adalah sosok yang rendah hati. Pada 2000 ia berbicara kepada The Guardian:
“Ya, saya bangga disebut sebagai bapak pil KB. Tapi menghargai seorang ilmuwan sejatinya adalah upaya untuk menghargai penemuannya. Dram Shakespeare tidak akan pernah ditulis jika tidak untuk Shakespeare. Tapi saya yakin, jika kita tidak melakukan pekerjaan kita, maka orang lain akan datang tak lama setelah itu dan melakukannya…”
Masih soal pilnya, tahun lalu kepada Chronicles ia bilang, “Saya lelah berbicara soal pil.”
“Carl melakukan banyak hal dalam hidupnya—ia adalah seorang pria Renaissance sejati dan seorang sarjana,” kenang Philip Darney, seorang ilmuan kontrasepsi dan Direktur University of California, San Francisco’s Bixby Center for Global Reproductive Health, kepada Chronicle.
Itulah riwayat Carl Djerassi, bapak pil KB. Sebuah kalimat bijak pernah terucap, jasad boleh mati tapi tidak dengan ide. (Mashable)