Intisari-Online.com - Xanana Gusmao telah resmi mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Timor Leste. Banyak hal yang dapat digali dari pemimpin gerilyawan saat Timor Timur masih dikuasai oleh Republik Indonesia. Salah satunya adalah contoh kerja Xanana Gusmao kepada warganya di awal kemerdekaan negaranya.
“Saya sadar bahwa kami harus bekerja keras. Kami harus bisa memanfaatkan kegairahan ini sebagai potensi, mengajak seluruh rakyat Timor Lorosa’e untuk membangun, termasuk masa depan bagi lebih dari 15% warga yang berusia di bawah 20 tahun,” ujar Xanana tiga hari sebelum dilantik sebagai presiden.
Untuk diketahui, soal nama negaranya, Xanana lebih suka menyebut Timor Lorosa’e (artinya “tempat matahari terbit”) alih-alih Timor Leste (dari bahasa Tetum yang dipakai mayoritas dari 33 suku di negeri itu, artinya “timur”).
Seperti dikutip dari Intisari edisi Juli 2002, pengertian pembangunan bagi Timor Leste di awal kemerdekaan adalah betul-betul membangun seluruh sektor kehidupan. Hal ini lantaran seluruh sarana dan prasarana fisik praktis luluh lantak setelah jajak pendapat Agustus 1999, yang dipuncaki dengan pembumihangusan pada September.
Di hari pertama setelah merdeka, Xanana dan para menteri memberi contoh semangat kerja dengan masuk ke kantor pukul 07.00. banyak orang tergerak mengikuti keteladanan itu, namun tak sedikit yang tetap dengan pola lama; mulai bekerja pukul 09.00 atau 10.00, istirahat pukul 11.00, makan siang selama dua jam, dan berhenti pukul 17.00 tanpa mau meneruskan pekerjaan.
Xanana juga menyerukan kepada seluruh warganya bahwa semua bangsa adalah saudara, termasuk orang Indonesia. Tidak ada dendam terhadap masa lalu, juga kepada milisi yang pernah menyakiti. Oleh karena itu, sepertinya setiap orang Timor Leste menyerahkan segala tindak kejahatan kepada hukum beserta aparatnya.
Itulah sedikit contoh kerja Xanana Gusmao kepada warganya di awal kemerdekaan Timor Leste.