Find Us On Social Media :

Rusdi Kirana di Balik Lion Air (1): Saya Ini Pengusaha Airlines yang Penuh Misteri

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 20 Februari 2015 | 18:15 WIB

Rusdi Kirana di Balik Lion Air (1): Saya Ini Pengusaha Airlines yang Penuh Misteri

Intisari-Online.com – Lagi-lagi kisruh di dunia penerbangan. Kali ini masalah penerbangan yang delay. Sosoknya  ini tak begitu dikenal di kalangan pengusaha, begitu pun di dunia penerbangan. Padahal saat ini ia menorehkan sejarah yang mencengangkan dalam bisnis penerbangan Indonesia, bahkan dunia. Mari, kita mengenal sosok misteri Rusdi Kirana di Balik Lion Air. Berikut ini adalah petikan wawancara dengan Rusdi Kirana dengan Reni Rohmawati, wartawan Majalah Angkasa.

--

Siapakah Rusdi Kirana? Namanya sering disebut, tapi sosoknya tak banyak dikenal, apalagi setenar Lion Air. Sepanjang kehadirannya, maskapai penerbangan nasional yang terbang perdana pada 30 Juni 2000 ini menorehkan banyak hal yang mencengangkan. Dengan mottonya, “We Make People Fly”, Lion Air berhasil menerbangkan sekitar 36 juta penumpang tahun 2013, pangsa pasarnya mendekati 45% untuk penumpang domestik. Sementara pada 2012 pangsa pasarnya 41,22%.

Banyak cerita menarik mengenai maskapai yang didirikannya bersama sang kakak, Kusnan Kirana. “Lion itu tiap hari diomelin. Benar diomelin Pak Chappy (Chappy Hakim, pengamat penerbangan, Red.), salah apalagi. Tiap hari!” kata Rusdi. Dalam Task Force Aerospace Diaspora, Agustus lalu, ia pun mengatakan, “Di luar negeri saya punya leverage, tapi di dalam negeri saya sering dimarahi wartawan.”

Rusdi memiliki leverage sejak ia menorehkan sejarah dalam industri dan bisnis penerbangan dunia. Catat saja pesanan 230 pesawat dari pabrikan Boeing senilai AS$21,7 miliar atau Rp195,2 triliun, yang disaksikan Presiden AS Barack Obama, pada 18 November 2011 di sela-sela KTT Asia Timur di Bali. Kesepakatan ini menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja di Amerika Serikat untuk jangka waktu panjang. Sampai saat ini, Lion Air bahkan sudah memesan 408 pesawat dari boeing.

Dunia penerbangan pun kembali dibuat tercengang dengan pemesanan 234 pesawat dari pabrikan Airbus senilai €18,4 miliar atau setara Rp230 triliun. Penandatanganan kesepakatannya berlangsung di Istana Kepresidenan Champs Elysees, Paris, yang disaksikan Presiden Prancis Francois Hollande pada 18 Maret 2013. Hollande berterima kasih karena pemesanan itu mampu mengamankan 5.000 pekerja selama 10 tahun ke depan dan membantu perekonomian Prancis yang tengah dilanda krisis.

Belum lagi pesanan 60 pesawat jenis ATR 72 dari Prancis, beberapa pesawat Hawker 900, dan saat ini sedang menjajaki untuk pemesanan pesawat C-series dari Bombardier, Kanada. Industri penerbangan nasional, PT Dirgantara Indonesia (DI), juga tak ketinggalan menjadi incarannya. Produk baru pesawat N- 219, yang masih dalam tahap preliminary design, disebut-sebut akan dipesannya sebanyak 100 unit. “Kita harus punya 1.000 pesawat dan sekarang sudah pesan sekitar 700 pesawat. Sudah datang 120-130 pesawat,” ungkap Rusdi.

Pada suatu sore awal Oktober 2013 di Kemang, Jakarta, Reni Rohmawati dari majalah Angkasa, berbincang dengan pendiri dan CEO Lion Air Rusdi Kirana. Diselingi pertemuan dengan pemilik Kem Chicks, Bob Sadino, sambil minum Kopi Bob dan makan pisang goreng, pertemuan itu terasa  menyegarkan.

Ini obrolan Rusdi dan Bob antara serius dan bercanda, ditingkahi tawa berderai keduanya. “Pak Bob boleh jadi bintang iklan Lion Air: low cost, tapi high profile. Itu Lion Air,” ucap Rusdi.

“Tapi saya tak pernah naik Lion Air. Orang lebih kenal Kem Chicks daripada Lion Air,” jawab Bob, seraya menegaskan bahwa sejujurnya, ia tak pernah terbang dengan Lion Air karena tak ada kelas bisnis. “Aku bukan tak tahu.Lion di mana-mana ada, tapi tak kelihatan sama aku. Ini bukan maksud menghina. Artinya ada dua: aku ingin tahu Lion Air seperti apa atau Lion memang bukan kelas gua!”

Beberapa saat kemudian, Bob menanyakan keseriusan Rusdi atas tawarannya itu. “I will. Pak Bob pantas untuk jadi bintang iklan Lion Air; penampilan sederhana, duitnya banyak. Kalau ada yang ngomelin, nanti bantuin sama Pak Bob omelin,” ujar Rusdi. “Oke, you make me fly by Lion! Kita bantu Lion untuk jadi iklannya,” kata Bob.

Berikut adalah wawancara eksklusif dengan Rusdi, pria kelahiran Jakarta, 17 Agustus 1963 ini.