Penulis
Intisari-Online.com - Alina Masika Kisabmya merupakan salah satu dari 14 pasukan keamanan perempuan di Taman Nasional Virunga, yang dikenal sebagai salah satu taman nasional paling berbahaya di dunia. Kisambya mengingat saat berpatroli di tengah hutan lebat tahun lalu, di sekitar sisi gunung Mikono, ia berhadapan langsung dengan seekor banteng.
Banteng Afrika terkenal agresif dan bisa membunuh manusia. Berhadapan langsung dengan banteng Afrika membuat Kisambya membeku. Ia menilai situasi. Pada akhirnya dengan tenang dan diam-diam, ia mundur tanpa menoleh kembali ke arah banteng. "Ini adalah hal yang telah diajarkan untuk saya lakukan", ujar wanita berusia 26 tahun tersebut.
Virunga merupakan taman nasional yang paling beragam di bagian timur Republik Demokrasi Kongo. Ia memiliki panjang 3.000 mil persegi. 7.800 km persegi termasuk hutan, salju, padang rumput savana, dan beberapa gunung berapi aktif dan tidak aktif. Virunga rumah bagi sekitar 300 gorila gunung (lebih dari seperempat dari yang tersisa di planet ini). Di bawah permukaan Virunga terdapat kekayaan mineral dan minyak, yang didambakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional.
Menjadi penjaga, atau "gardien du parc" di brigade konservasi paramiliter Virunga adalah salah satu pekerjaan paling bergengsi di Kongo Timur, namun juga dianggap sebagai pekerjaan yang paling berbahaya. Sejak tahun 1996, lebih dari 150 penjaga Virungan tewas dalam menjalankan tugas.
Perempuan dibolehkan mendaftar menjadi penjaga Virunga, tetapi tidak ada yang lulus dari proses seleksi yang ketat dan di pelatihan-pelatihan selanjutnya. Hingga Januari 2014, ketika Kisambya dan kelompoknya (bersama tiga perempuan lainnya) secara resmi memulai tugas mereka.
"Mereka perempuan tangguh," puji Emmanuel de Merode, direktur Taman Nasional Virunga. "Kami tidak memberi kelonggaran. Kami memperlakukan mereka sama kerasnya dengan penjaga laki-laki, mereka menghargai itu, dan mereka berhasil."
Kismaya yang unggul, pada akhir bulan Januari dipromosikan menjadi komandan perempuan pertama di taman nasional Virunga. Ia memiliki enam laki-laki dan satu perempuan lain di bawah otoritasnya.
Dia bekerja hingga 24 jam, menjaga pengunjung, mengawal wisatawan, dan berpatroli jauh ke dalam taman. Kismaya tidak hanya mengkhawatirkan satwa liar namun lebih pada: kesiapan untuk berhadapan dengan pemburu hewan bersenjata, penebang liar, dan pemberontak anti-pemerintah yang bermarkas di dalam Virunga. Sejak awal 1990-an, Kongo Timur telah dilanda perang saudara di mana hampir 5,5 juta orang tewas dan lebih dari dua juta pengungsi.
(K.N Rosandrani/nationalgeographic.co.id)