Sepasang Telinga untuk Menjadi Pendengar yang Baik

K. Tatik Wardayati

Penulis

Sepasang Telinga untuk Menjadi Pendengar yang Baik

Intisari-Online.com – Seorang guru biologi memulai kelasnya pada kemampuan manusia untuk mencari sumber suara berdasarkan intensitas relatif dari suara yang diterima di kedua telinga. Untuk memperkenalkan topiknya dan membangkitkan minat siswa tentang topik itu, serta menilai seberapa pengetahuan mereka sebelumnya tentang topik itu, ia mengajukan pertanyaan sederhana, “Mengapa orang memiliki dua telinga dan tidak satu? Apa keuntungan khusus memiliki sepasang telinga? "

Para siswa berpikir secara mendalam. Tiba-tiba seorang anak kecil yang cerdas berdiri dan menjawab, "Bu, yaitu untuk mendukung bingkai kacamata, bila ia membutuhkannya suatu saat.”

Jawaban itu tak terduga. Anak ini memang cerdas, tetapi sering iseng. Guru itu tidak memarahinya. Ia pun mulai menikmati humor dalam setiap jawaban yang diajukan oleh murid-muridnya. Dengan mengajukan pertanyaan ringan, guru itu membawa muridnya pada konsep yang benar.

Tuhan memberi dua telinga untuk setiap orang, tetapi hanya satu mulut. Secara tidak langsung ini menunjukkan bahwa manusia harus menggunakan fasilitas mendengar dengan lebih besar daripada berbicara. Kita bisa memecahkan banyak masalah dari teman-teman kita karena dengan sabar mendengarkan mereka. Seperti halnya konselor yang menggunakan prinsip ini dalam pelayanan mereka.

Motilal Nehru, ayah dari Jawaharlal Nehru, perdana menteri pertama India, pernah berkonsultasi dengan dokter terkenal yang mengkhususkan diri pada penyakit pernapasan. Ia memiliki penerjemah untuk menyampaikan pesannya kepada dokter. Motilal mulai menjelaskan secara rinci sejarah penyakit dan perwatan yang telah dijalaninya.Dokter tidak sabar mendengarkan kisah pasien yang panjang. Menunjukkan kegelisahannya, dokter itu meminta Motilal untuk memberitahu dengan cepat masalahnya sekarang tanpa keterangan yang tidak perlu.Motilal tidak suka dengan perilaku dokter itu. Melalui penerjemahnya Motilal mengatakan bahwa masalahnya saat ini adalah ketidaksabaran dokter. Mendengar itu, penerjemahnya mulai tertawa. Ketika dokter memaksa mengatakan, ia menyampaikan komentar Motilal ke dokter itu. Dokter pun tertawa dan situasi berubah. Dokter akhirnya dengan sabar mendengarkan keluhan pasien, memeriksanya secara detail dan memberinya pengobatan terbaik.

Dale Carnegie, psikolog terkenal dan konselor, dalam bukunya yang terkenal How to Win Friends and Influence People, menyarankan, “Jadilah seorang pasien dan pendengar yang simpatik.”

Pendengar yang baik dapat menghibur dan memberikan nasihat kepada orang lain dengan mudah.