Find Us On Social Media :

Bersyukur atas Anugerah dan Bakat yang Kita Miliki

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 8 April 2016 | 18:20 WIB

Bersyukur atas Anugerah dan Bakat yang Kita Miliki

Intisari-Online.com – Sebelum adanya inkubator, satu-satunya prosedur untuk menetaskan telur adalah menempatkannya di  bawah induk ayam yang sering merenung.

Induk ayam biasanya memiliki naluri keibuan dan hati-hati melindungi telurnya dengan sayap yang hangat selama beberapa minggu. Telur ayam membutuhkan waktu tiga minggu sementara telur itik membutuhkan waktu empat minggu inkubasi untuk menetas.

Itik menolak untuk duduk di atas telur mereka untuk penetasan. Telur bebek biasanya ditetaskan oleh para petani dengan menempatkannya di bawah induk ayam yang sering merenung. Ketika campuran telur ayam dan telur bebek akan menetas, maka telur bebek ditempatkan terlebih dahulu di bawah induk ayam. Seminggu kemudian, barulah telur ayam ditempatkan bersama dengan telur bebek, sehingga semua telur menetas bersama-sama.

Seorang petani menetaskan beberapa anak ayam dan bebek bersama-sama. Induk ayam tidak menyadari bahwa sebagian adalah anak bebek. Ia memiliki naluri keibuan yang kuat, agresif, dan protektif, dan selalu memberikan sinyal peringatan yang kuat setiap kali bahaya mendekat. Setelah beberapa hari, ayam pindah ke lapangan dan mulai melatih anak-anak ayam untuk mengumpulkan umpan. Anak bebek sangat tidak perhatian.

Ketika mereka sampai di sebuah kolam air kecil, dengan insting alaminya, bebek melompat ke dalam air dan mulai berenang. Ayam ayam diperingatkan oleh induk ayam. Ia memperingatkan bebek dengan perintah keras untuk kembali ke daratan, tetapi bebek tidak mendengarkan. Tetapi anak ayam mengikuti bebek dan masuk ke dalam air. Ia mulai tenggelam dan mencoba untuk menyelamatkan diri. Untungnya  petani mendengar teriakan ayam lalu berlari ke tempat itu dan menyelamatkan anak ayam. Karena basah dan lemah serta menggigil kedinginan, dengan hati-hati anak ayam itu diletakkan di bawah induk ayam untuk mendapatkan kehangatan. Mungkin, anak ayam itu belajar dengan melihat yang lain.

Demikian pula dalam kehidupan kita. Sering kali kita membandingkan apa yang kita miliki dan bakat kita dengan orang lain dan berupaya menyalin gaya hidup orang lain yang bisa berbahaya. Marilah kita menyadari kemampuan kita dan puas dengan apa yang kita miliki. Cemburu terhadap prestasi orang lain dan kurangnya kepuasan akan membuat kita sengsara.

Tuhan memiliki kasih sayang pribadi dan rencana untuk kesejahteraan setiap orang. Ia akan memberikan hadiah yang kita butuhkan pada kesempatan yang paling tepat.