Find Us On Social Media :

Dilema Si Pembuat Obat

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 13 April 2016 | 18:45 WIB

Dilema Si Pembuat Obat

Intisari-Online.com – Mr. Matthew adalah seorang apoteker, ia mengelola toko obat sendiri dan meracik obat berdasarkan resep dokter. Toko obatnya dekat dengan sebuah rumah sakit besar di sebuah kota yang selalu sibuk. Pada awalnya ia sangat religius, tetapi kemudian ia menjadi seorang ateis.

Pada suatu pagi, seorang gadis dengan pakaian sederhana berlari ke toko obatnya dengan membawa sebuah resep obat. Gadis itu ingin mendapatkan obat untuk menyelamatkan ayahnya yang terbaring dalam keadaan kritis di unit perawatan intensif di rumah sakit.

Mr. Matthew memeriksa resep yang diberikan oleh gadis itu. Seperti ditulis terburu-buru, resep itu tidak terbaca. Dari gadis itu ia mengumpulkan penjelasan tentang penyakit ayahnya tetapi nama obat yang diresepkan tidak bisa dipastikan. Setelah banyak usaha dilakukan, ia menafsirkan tulisan resep itu sebagai obat untuk injeksi. Ia memberikan ampul obat untuk gadis itu. Gadis itu membayarnya dari tas koin yang dibawanya dan berlari dengan membawa obat ke rumah sakit.

Setelah beberapa saat, tiba-tiba Mr. Matthew ingat bahwa obat  yang diberikan kepada gadis itu seharusnya tidak boleh diberikan kepada pasien karena akan memperparah penyakitnya dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Ia sekarang ingat nama yang benar dari obat yang diresepkan. Namanya mirip dengan obat yang diberikannya, tetapi memiliki tindakan yang saling berlawanan.Hati nuraninya menuduh bahwa ia telah membuat kesalahan. Ia ingin menyelamatkan pasien itu dengan cara apapun. Ia mencoba untuk menghubungi rumah sakit melalui telepon tetapi tidak bisa tersambung. Ia mulai mengeluarkan mobilnya dan bergegas ke rumah sakit untuk mengakui kesalahannya, mencegah agar injeksi tidak diberikan dan berusaha menyelamatkan pasien. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, ia berseru kepada Tuhan untuk menyelamatkan pasien miskin.

Tiba-tiba ia melihat gadis itu berjalan ke tokonya sambil menangis. Mr. Matthew benar-benar marah pada dirinya sendiri karena ia berpikir bahwa obat yang diberikan pada ayah gadis itu telah membunuhnya dan gadis itu bergegas mendatanginya. Tapi cerita gadis itu berbeda. Saat ia sedang berlari menuju rumah sakit, ia terantuk batu dan jatuh.Ampul berisi obat jatuh, pecah, dan hancur. Karena sangat miskin, ia tidak punya cukup uang untuk membayar bila harus membeli ampul lagi. Jadi ia menangis meminta untuk diberikan ampul lain sebagai pinjaman karena itu penting untuk menyelamatkan hidup ayahnya. Ia berjanji akan membayarnya nanti.

Mr. Matthew bersyukur kepada Tuhan karena menjawab doanya begitu cepat meskipun ia adalah seorang ateis selama beberapa tahun. Ia pun memberikan obat yang benar dan membawa gadis itu ke rumah sakit dengan mobilnya. Dengan perawatan yang tepat waktu, ayah gadis itu pun pulih sepenuhnya. Apoteker itu benar-benar berubah. Ia membayar biaya pengobatan orang miskin itu.

Tuhan telah menggunakan kejadian itu untuk mengubah sang apoteker itu.