Intisari-Online.com – Seorang ilmuwan menyelidiki kemungkinan mengubah air menjadi minyak. Sudah sepuluh tahun ia mengerahkan segala kemampuannya mengadakan percobaan di laboratorium. Kini yang dibutuhkan tinggal suatu zat yang dapat menyebabkan perubahan teramat sulit itu.
Suatu hari, ia mendengar nun jauh di pegunungan Himalaya, hiduplah seorang pertapa waskita yang dapat memberi tahu di mana harus mencari zat yang dibutuhkannya. Namun ada tiga syarat, ia harus berjalan kaki menempuh medan yang sulit dan berbahaya; perjalanan itu harus dilakukan seorang diri, tak boleh membawa teman; dan begitu sampai di tempat sang pertapa ia hanya diperbolehkan mengajukan satu pertanyaan. Satu saja.
Terdorong untuk segera mewujudkannya, sang ilmuwan pun pergi ke sana. Berbulan-bulan ia berjalan kaki, mengalami beragam kesulitan dan bahaya untuk memenuhi kedua syarat pertama. Ketika sampai di gua pertapaan, ia amat terperanjat melihat kenyataan yang dihadapi. Dalam bayangannya, ia akan menemui seorang pertapa tua renta yang keriput dan berjenggot lebat. Tetapi pertapa yang berdiri di hadapannya adalah seorang wanita muda, jelita, dengan tubuh seksi, jauh dari bayangannya semula.
Sang wanita pertapa tersenyum manis dan berkata dengan lembut, “Selamat pengembara! Engkau sudah menempuh perjalanan jauh dan sulit untuk sampai ke tempat ini. Apa pertanyaanmu?”
Sang ilmuwan terkejut sendiri mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya, “Nona, boleh saya tahu, Anda sudah menikah atau belum?” (The Prayer of the Frog/djs)