Membakar Diri untuk Cinta

K. Tatik Wardayati

Penulis

Membakar Diri untuk Cinta

Intisari-Online.com – Seorang bijak sedang berjalan di sepanjang jalan di hutan. Ia melihat kebakaran melanda hutan itu. Di antara reruntuhan, ia menemukan seonggok tubuh burung besar hangus terbakar. Ia ingin tahu mengapa burung yang terbang tak luput dari kebakaran hutan. Ia menyentuh tubuh burung yang hangus itu dengan tongkat.

Di sisi sebaliknya dari burung hangus itu tiba-tiba muncul dua ekor anak burung yang tidak terkena api. Burung kecil itu membuka mulut kecil mereka seolah-olah meminta makan.

Orang bijak itu bisa dengan mudah melacak kebenaran di balik adegan itu. Itulah demonstrasi kasih yang tinggi dan pengorbanan. Induk burung itu rupanya bergegas ke tempat kejadian dan terbang di antara api yang mengamuk untuk menyelamatkan anak-anaknya. Meskipun sudah sungguh-sungguh berupaya, ia tidak bisa menyelamatkan mereka atau membawa mereka menjauh dari api.Lalu ia membuat upaya terakhir untuk menyelamatkan mereka. Ia menutupi anak burung itu sepenuhnya dengan tubuhnya sendiri dalam pelukannya. Api membakar induk burung itu hidup-hidup, tapi ia bisa melindungi anak-anaknya dengan ikhlas yang membuat tubuhnya terbakar dan hangus hingga mati.

Mungkinkah seorang Ibu melupakan bayinya sendiri dan tidak mencintai anak yang dilahirkannya? Itulah yang terjadi ketika seorang Ibu membunuh bayinya yang tidak bersalah dengan aborsi. Jika seorang Ibu melupakan anaknya, maka Tuhan tidak akan pernah melupakan ciptaan-Nya.Orang yang telah secara langsung atau tidak langsung bekerja sama dalam tindakan aborsi harus bertobat atas tindakan kejam mereka dan mencari rahmat Tuhan untuk mengampuni dosa mereka. Mereka pu n harus mengabdikan hidup mereka untuk mengasihi dan melayani orang miskin, anak-anak kecil, sebagai tanda pertobatan mereka.