Penulis
Intisari-Online.com – Dahulu, seorang murid harus tinggal dengan Guru selama bertahun-tahun untuk menempuh pendidikan formal. Secara berkala, akan ada tes untuk mengevaluasi murid dan menilai kemajuan mereka dan kadang-kadang mengajarkan mereka pelajaran baru tentang kehidupan.
Pada suatu pagi, seorang Guru meminta tiga muridnya untuk mengisi kamar mereka penuh dengan sesuatu sebelum malam. Guru mengatakan bahwa ia akan memeriksa kamar mereka di malam hari dan mengumpulkan hasil tes. Para muridnya berpikir serius tentang tes itu dan pergi ke arah berbeda untuk mencari bahan apa yang cocok untuk mengisi kamar mereka dengan penuh.
Salah satu dari mereka mencari ke mana-mana dan akhirnya mencapai tempat pembuangan kotoran. Ia mengumpulkan bahan limbah dari lubang dan mengisi kamarnya dengan kotoran berbau busuk. Murid kedua melihat tumpukan jerami untuk memberi makan sapi. Ia membawa banyak jerami dan memenuhi kamarnya dengan penuh.
Murid ketiga bijaksana dan tetap tenang di kamarnya. Ketika Guru hendak mencapai kamarnya, murid ketiga menyalakan lilin dan menyalakan dupa, lalu menempatkannya di tengah ruangan dan ia menunggu kedatangan Gurunya.
Sang Guru bisa merasakan bau busuk dari murid pertama dari jauh. Ia menutup hidungnya dan meminta muridnya untuk membersihkan kamarnya dengan segera. Ia sampai di kamar murid kedua dan memintanya untuk membawa kembali jerami ke tempatnya untuk memberi makan ternak.
Guru kemudian memasuki kamar murid ketiga yang penuh dengan sukacita, ia lalu menikmati lilin terang yang memenuhi ruangan gelap serta aroma wangi dari dupa yang memperaya suasana ruangan.
Kemudian, Guru memanggil murid-muridnya untuk memberikan hasil tesnya. Ia mengucapkan selamat kepada murid ketiga atas interpretasi cerdas dari perintahnya. Ia mengkritik murid pertama karena mencemari seluruh ruangan dengan bau busuk kotoran. Murid kedua, menurut Guru, telah melakukan pekerjaan sia-sia dan egois karena ternak kehilangan pakan mereka.
Hati kita bisa diisi dengan kejahatan seperti keegoisan, kebencian, kesombongan, iri hati, dan permusuhan. Kita harus mengisi hati kita dengan aroma wangi dan cahaya yang cemerlang dari hati nurani yang bersih dan kasih tulus terhadap orang di sekitar kita.