Find Us On Social Media :

Waktu Tenang dalam Hidup

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 27 Mei 2016 | 19:00 WIB

Waktu Tenang dalam Hidup

Intisari-Online.com – Izinkan dirimu merasakan secara mendalam perasaanmu, lalu meresponlah terhadap perasaan itu. Suatu ketika, rasa sakit yang kamu alami akan menjadi kekuatanmu. (Milton Ward, The Brilliant Function of Pain).

Baru-baru ini, seorang sahabat saya di Malaysia, kehilangan ibunya yang amat ia cintai. Saya tahu ia sangat berduka dan betul-betul merasa kehilangan. Padahal, di antara kami ada bisnis penting yang perlu segera ditindaklanjuti.

Sebagai seorang yang positif, akhirnya ia meminta maaf dan via SMS ia pun mohon waktu seminggu untuk merenungkan perasaan sedihnya. Benar juga, seminggu kemudian ia mengontak saya kembali dan siap melanjutkan bisnis kami.

Pembaca, saya jadi teringat istilah "Hippo Time", yang diperkenalkan penulis Paul McGee. Intinya adalah waktu tenang. Yakni waktu ketika Anda merenung, memikirkan, ataupun menenangkan diri dari suatu pengalaman tidak menyenangkan yang baru saja dialami.

Istilah ini diambil dari kebiasaan kuda nil merendam diri dalam air. Sesekali, ia memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam air. Cukup lama, setelah itu ia muncul lagi ke permukaan. Kita pun butuh untuk memasukkan diri ke dalam air yang tenang, merenungkan masalah kita sebelum akhirnya kembali ke dunia nyata.

Kesalahan kita

Terkadang, terhadap orang yang berduka atau mengalami kemalangan kita berkata, "Ayolah. Lupakan saja. Segera bangkit lagi". Memang, nasihat semacam ini berguna bagi orang tertentu. Tetapi, bagi beberapa jenis individu yang membutuhkan waktu tenang, justru itu bukanlah nasihat terbaik. Secara psikologis, "hippo time" ini punya efek penyembuhan, karena kita belajar menerima, berdamai, sekaligus melepaskan beban yang tidak menyenangkan itu.

Sebaliknya, justru orang yang tidak melakukan hippo time, kadang bisa berakhir dengan situasi yang lebih buruk. Ada seorang teman yang sulit kembali berpacaran, setelah pacarnya meninggalkan dia hampir tujuh tahun. la tetap single. Berkali-kali ia katakan, "Setelah putus dengan pacar saya itu, saya langsung lupakan pacar saya dan saya sudah pacaran dengan orang lain." Tapi, tampaknya ia hanya menghibur diri sendiri. Mungkin dengan "hippo time", ia bisa berdamai dengan apa yang ia alami.

Waspada saat "hippo time"

"Hippo time" bisa menjadi momen mencerahkan bahkan memberi makna mendalam. Eric Clapton, penyanyi dan gitaris terkenal, tahun 1991 kehilangan putranya bernama Conor, 4, lantaran jatuh dari lantai 53 apartemen teman ibunya. la begitu terpukul. Namun, di dalam masa sedihnya, lahir sebuah lagunya yang masuk Billboard Hot 100, Tears in Heaven.

Saat berada dalam kemalangan atau pengalaman yang secara emosional membuat kita terpuruk,

"hippo time" bisa sangat bermanfaat asal jangan terlalu lama, karena bisa berbahaya. Kita jadi sulit untuk bangkit kembali. Ada seorang ibu yang masih tetap berduka setelah lima tahun ditinggal mati suami.