Intisari-Online.com – Seorang murid pertapaan akan pergi ke pasar untuk membeli sayuran bagi biara tempatnya belajar. Dalam perjalanan ia bertemu murid lain dari biara lain.
“Ke mana kau akan pergi?” tanya murid pertama.
“Ke mana pun kaki saya membawa saya,” jawab murid yang lain.
Murid pertama merenungkan jawabannya, karena ia yakin itu memiliki beberapa arti yang mendalam. Ketika ia kembali ke biara, ia melaporkan percakapannya itu kepada gurunya, yang lalu berkata, “Coba kau tanyakan lagi, apa yang dia lakukan jika dia tidak memiliki kaki.”
Hari berikutnya, murid itu sangat senang ketika melihat anak yang sama datang ke arahnya.
“Ke mana kau akan pergi?” ia bertanya dan tanpa menunggu jawaban, ia melanjutkan, “Ke mana pun kakimu akan membawamu, saya kira. Nah, saya bertanya kepadamu…”
“Kau keliru,” sela anak itu. “Hari ini aku akan pergi ke mana pun angin bertiup.”
Jawaban itu membuat murid pertama bingung, membuatnya tidak bisa memikirkan apa yang harus dikatakannya lagi. Ketika ia melaporkan hal tersebut kepada gurunya, Gurunya berkata, “Kau harus tanyakan apa yang akan dilakukannya jika tidak ada angin.”
Beberapa hari kemudian murid itu melihat murid lain itu di pasar lagi dan bergegas menemuinya, yakin bahwa kali ini ia mempunyai jawaban terakhir.
“Ke mana kau akan pergi?” tanyanya. “Ke mana pun kakimu membawa atau ke mana pun angin bertiup? Nah, izinkan saya menanyakan….”
“Tidak, tidak,” sela anak itu. “Hari ini aku akan membeli sayuran.”