Sekitar 100.000 Pria Dikebiri Bekerja di Era Dinasti Ming, Praktik 'Pemotongan Kelamin' Ini Tak Terlalu Diakui Setelah Islam Berkembang

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Ilustrasi) Kasim merupakan pria yang sudah dikebiri

Intisari-Online.com- Pelataran dalam 'Kota Terlarang' China adalah tempat para selir dan wilayah pribadi kaisar, tidak ada pria lain yang diizinkan untuk berlama-lama di sana.

Pejabat, personel militer, dan bahkan kerabat laki-laki kaisar diharuskan meninggalkan Istana Dalam pada malam hari.

Satu-satunya pria yang diizinkan untuk tinggal di sana adalah parakasimyang sudah dikebiri.

Jika ditelusur ke belakang, kebiri terhadap manusia muncul tak lama setelah manusia mulai menernakkan hewan dan melakukan perbudakan.

Kerajaan Mesir Kuno mencatat sekitar tahun 2.600 sebelum masehi, anak dijual sebagai budak untuk membayar utang dan memperoleh uang.

Budak yang dikebiri atau orang kasim biasanya lebih dapat dipercaya karena tak akan menghamili majikan wanitanya.

Harganya di pasaran juga lebih mahal.

Sementara di Persia, kebiri sudah dipraktikkan 3.000 tahun sebelum masehi.

Kasim diposisikan sebagai pendeta yang disucikan.

Namun banyak juga orang kasim kala itu yang berprofesi sebagai pemusik, penyanyi, pelayan, koki, tentara, penjaga harem, dan pegawai.

Di peradaban Yunani Kuno, Plato menganggap orang kasim adalah orang yang berbahaya dan kejam.

Ini masuk akal mengingat orang kasim saat itu adalah tawanan perang yang dikebiri paksa, sehingga mereka memendam amarah.

Raja-raja Persia biasa mengambil penduduk terbaik dari tanah jajahan untuk dikebiri dan melayani kerajaan.

Kerajaan Asyur atau Asiria mengirimkan 500 bocah kasim ke Raja Darius I setiap tahun.

Begitu juga Etiopia yang wajib mengirimkan 100 orang kasim ke Persia setiap tahun.

Setelah Islam berkembang, kebiri tak terlalu diakui.

Nabi Muhammad sendiri tak memiliki budak yang dikebiri.

Kendati demikian, budaya memiliki harem di peradaban Timur Tengah membuat kebiri masih dipraktikkan.

Orang kasim adalah pelayan yang dipercaya untuk menjaga harem, tempat yang berisi sejumlah wanita.

Harem baru dilarang di Arab pada tahun 1962.

Di China, praktik kebiri dilakukan sejak Dinasti Xia (2205-1776 sebelum masehi).

Awalnya, kebiri hanya dilakukan bagi tawanan perang atau orang dari suku pedalaman.

Orang kasim dipercaya karena tak punya keluarga atau ambisi membangun dinastinya sendiri.

Mereka bertugas melayani kerajaan dan para bangsawan. Termasuk sang kaisar yang biasanya punya puluhan istri dan selir.

Diperkirakan ada 100.000 orang kasim yang bekerja di era Dinasti Ming (1368 hingga 1644).

Kebiri dan peran kasim dalam kerajaan ini juga diterapkan di Korea, India, hingga Vietnam.

Baca Juga: Bukan Kasim, Sejarawan China Sima Qian Memilih Dikebiri Sebagai Hukuman karena Ingin Menyelesaikan Misi Mulia Ini, Terpaksa Menanggung Aib Seumur Hidupnya

(*)

Artikel Terkait