Penulis
Intisari-Online.com – Dalam The Power of Kindness (Penguin), psikoterapis dan filsuf Piero Ferrucci menceritakan kesulitan yang ditemuinya setelah sekali ia melakukan perbuatan baik.
Saat hujan badai, Ferrucci menawarkan tumpangan kepada seorang wanita yang tampaknya terdampar. Dengan sedikit menyesal, Ferrucci pun berkomitmen pada tawarannya dan hendak mengantarkan wanita tersebut pulang dengan aman ke rumahnya. Namun kemudian mobilnya mogok.
Sekarang, Ferrucci justru terdampar di hujan deras. Akhirnya ia berhasil pulang malam itu dan meninggalkan mobilnya untuk ia ambil hari berikutnya. Esok harinya, ia menemukan ternyata mobilnya telah memblokir jalan sepanjang malam itu, yang tampaknya membuat seseorang marah hingga memotong salah satu ban mobilnya. Satu lagi harus diperbaiki!
Mekanik Ferrucci cukup sibuk hari itu, sehingga perbaikan mobilnya memakan waktu lebih lama dari biasanya. Terlebih, saat ia sedang menunggu perbaikan mobilnya, rekan bisnisnya mencoba menghubunginya dengan proporsi yang penting. Tetapi karena Ferrucci belum siap, ia kehilangan kesempatan itu.
Biaya atas kebaikan yang dilakukannya benar-benar bertambah: kesepakatan bisnis yang menguntungkan, biaya tak terduga perbaikan mobil, dan waktu yang berharga. Tapi itulah intinya, Ferrucci akan menjadi yang pertama berpendapat.
Memilih untuk bertindak dengan belas kasih berarti melakukan hal yang benar, pada saat yang tepat, tanpa berharap keuntungan pribadi. Ini semacam altruisme, sifat mementingkan kepentingan orang lain, yang berarti bahwa kita bersedia untuk berbagi karunia diri kita di atas semua biaya. Namun, ada hadiah yang akan kita dapatkan: Pada akhirnya, kemurahan hati kita akan menghilangkan batas-batas dan menghubungkan kita lebih banyak dengan orang lain, yang membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. (*)