Penulis
Intisari-Online.com – Sebuah bangunan direkontruksi setelah pembongkaran sebuah bagunan tua. Seorang pejabat mengunjungi bertemu tiga pekerja aktif yang terlibat dalam pembangunan gedung itu.
Ia bertanya dengan pertanyaan yang sama pada masing-masing pekerja, “Apa yang kamu lakukan sekarang?”
Tiga pekerja memberi jawaban yang berbeda untuk pertanyaan pejabat itu. Orang pertama berkata, “Saya menggabungkan batu batu.” Orang kedua berkata, “Saya membuat sebuah pilar.”
Yang ketika adalah pembantu, terlibat dalam pencampuran pasir dan semen untuk membuat mortar bagi tukang batu. Tapi jawabannya adalah, “Saya membangun gedung.”
Ketiga orang itu bekerja dengan sikap yang berbeda. Dua orang yang pertama hanya bisa menemukan aplikasi yang terbatas untuk kegiatan mereka. Tetapi orang ketika memiliki pandangan yang lebih luas. Ia tidak menganggap perannya lebih signifikan. Ia memiliki bangunan yang megah dalam impiannya. Ia menilai bagiannya dari pekerjaan sebagai bagian dari usaha besar.
Peran seorang individu mungkin kecil jika dibandingkan dengan target. Tapi setiap tindakan relevan dan signifikan di mata Tuhan.
Ibu Teresa pernah mengatakan, “Kita tidak bisa berbuat hal-hal besar, hanya hal-hal kecil dengan cinta yang besar.” Ia menganggap dirinya sebagai satu pensil yang kecil di tangan Tuhan, yang mengirimkan surat yang penuh kasih kepada dunia melalui kita masing-masing.
Kita dapat melakukan tindakan kecil dari kasih, pelayanan, dan amal hanya dengan melakukan tugas sehari-hari dengan dedikasi dan kejujuran.