Penulis
Intisari-Online.com – Di suatu masa, ada seekor kucing yang sangat awas dan sigap sehingga tikus-tikus takut memperlihatkan dirinya karena takut dimangsa oleh sang Kucing. Kucing tersebut selalu siap-siaga dengan cakarnya, siap untuk menerkam. Akhirnya tikus-tikus tidak berani berkeliaran terlalu jauh dari sarang mereka, sehingga Kucing harus menggunakan akalnya untuk menangkap mereka.
Suatu hari Kucing naik ke atas rak, menggantungkan dirinya dengan satu kakinya pada tali, dengan kepala menghadap ke bawah, seolah-olah telah meninggal.
Saat tikus-tikus melihat posisi kucing seperti itu, mereka menyangka bahwa Kucing itu digantung seperti itu karena melakukan kesalahan. Dengan hati-hati, mereka mengeluarkan kepala mereka dari sarang dan mengendus-endus kesana-kemari. Karena tidak terjadi apa, mereka akhirnya melompat keluar dari sarang dan menari-nari dengan gembira untuk merayakan kebebasan mereka.
Saat itulah Kucing tiba-tiba melepaskan pegangannya pada tali, dan sebelum tikus-tikus tersebut tersadar dari rasa terkejut mereka, sang Kucing telah menangkap tiga sampai empat ekor tikus.
Sekarang tikus-tikus makin berhati-hati. Tetapi karena Kucing selalu ingin menangkap tikus, membuat tipuan yang lain. Mengguling-gulingkan tubuhnya ke tempat terigu hingga tubuhnya tertutup sepenuhnya oleh terigu, lalu Kucing itu berbaring diam-diam dengan satu mata terbuka.
Yakin bahwa keadaan aman, tikus-tikus mulai keluar kembali dari sarang. Saat sang Kucing yang berbaring diam, telah siap-siap untuk menerkam tikus-tikus tersebut, seekor tikus tua yang berpengalaman dengan tipuan sang Kucing, dan pernah kehilangan ekornya akibat kecerobohannya di masa muda, berdiri sambil menjaga jarak di dekat sarang mereka.
"Hati-hati!" teriaknya. "Mungkin terigu itu kelihatan seperti tumpukan makanan yang lezat, tetapi sepertinya itu adalah tipuan dari sang Kucing. Apapun itu, lebih baik kalian semua berhati-hati dan menjaga jarak yang aman."
Orang yang bijaksana tidak akan membiarkan dirinya tertipu kedua kalinya. (KBS)