Bunga Cantik Kesayangan Ibuku

Lila Nathania

Penulis

Bunga Cantik Kesayangan Ibuku

Intisari-Online.com – Suatu hari ibuku hendak pergi ke luar kota untuk bekerja. Padaku, ia menitipkan bunga cantik kesayangan ibuku.

Aku tak ingin mengecewakan ibuku, jadi setiap hari kupotong daun yang sudah kering dan kupupuk bunga-bunga cantik yang ada di taman itu. Jika ada ulat, aku juga cepat-cepat menyingkirkannya agar tidak memakan daun dan bunga kesayangan ibuku.

Suatu hari saat sedang merawat bunga itu, aku tersandung dan tak sengaja menjatuhkan pot bunga kesayangan ibuku. Pot itu tumpah semua isinya dan sang bunga cantik itu pun rontok. Aku sangat takut namun tak bisa berbuat apa-apa. Bunga itu sudah rusak dan tak bisa diselamatkan.

Aku menunggu ibuku pulang dengan cemas. Pada hari ibu pulang, aku mengaku dengan takut dan sedih, “Bu, maafkan aku. Bunga kesayangan ibu rusak karena aku teledor.” Di luar dugaan, ibuku sama sekali tidak marah. Ia justru berterima kasih padaku yang sudah mau membantu menjaga bunganya selama ibu pergi.

Dengan bingung dan kaget, aku bertanya, “Ibu tidak marah?” Sambil tersenyum ibu menjawab, “Bunga-bunga itu memang sangat cantik dan merupakan kesayangan ibu. Namun, ibu menanamnya untuk membawa keindahan dan kebahagiaan, bukan kemarahan.”

Terkadang kita lupa saat ada hal dari diri kita yang terusik, kita langsung marah dan melukai orang lain. Padahal, orang lain adalah mereka yang kita cintai. Orang lain juga bisa jadi sebenarnya sedang berusaha melindungi dan menjaga kita. Pantaskah kita marah pada orang yang membawa kebahagiaan dalam hidup?