Find Us On Social Media :

Menjadi Saudara yang Penuh Kasih pada Setiap Orang yang Membutuhkan

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 12 Agustus 2016 | 18:30 WIB

Menjadi Saudara yang Penuh Kasih pada Setiap Orang yang Membutuhkan

Intisari-Online.com – Seorang anak membawa adiknya yang lumpuh di pundaknya. Melihat ini, seorang wanita tua mengeluh, “Anak malang! Sungguh berat bebanmu pada usia sekecil ini!”

Mendengar ini, anak itu mengatakan dengan tegas, “Ia bukan beban. Ia saudaraku yang tercinta!”

Ada sebuah legenda yang indah tentang sebuah kuil. Dua saudara penuh kasih memiliki sebuah peternakan keluarga yang mereka budidayakan bersama-sama. Mereka berbagi panen yang sama. Butiran yang dipanen dikemas dalam kantong besar dan disimpan di dua sudut lapangan sebagai lumbung dari dua bersaudara itu.

Sang kakak memiliki keluarga besar, sementara adiknya adalah seorang bujangan. Setelah panen, mereka selalu membagi butiran panenan yang sama seperti yang diwasiatkan oleh almarhum ayah mereka. Tapi di malam hari, sang kakak berbpikir bahwa adiknya sendirian dan sebagai tanda kasih sayang, ia membawakan tiga kantong butiran dari lumbung dan meninggalkannya sebagai hadiah kasih digabungkannya bersama dengan lumbung adiknya. Pada malam yang sama, sang adikpun berpikir bahwa kakaknya memiliki keluarga besar sehingga memiliki kebutuhan yang lebih besar. Karena kasihan, ia membawakan tiga kantong hasil panenan ke dalam lumbung tempat penyimpanan kakaknya dan meninggalkannya di sana. Di pagi harinya, dua bersaudara itu terkejut karena mereka mengetahui bahwa lumbung mereka tidak berkurang bahkan setelah tindakan amal mereka. Kejadian ini selalu berulang pada malam kedua.

Tapi pada malam ketiga, kedua bersaudara itu bertemu saat membawa masing-masing kantong dari lumbung mereka. Kini mereka mengetahui bagaimana lumbung mereka tidak pernah berkurang bahkan setelah tindakan amal mereka. Mereka meneteskan air mata sukacita dan saling berpelukan. Konon kabarnya, beberapa tahun kemudian, tempat pertemuan saudara yang saling mencintai itu sebagai situs yang ideal untuk membangun sebuah kuil, yang melambangkan nilai-nilai persaudaraan dan cinta kasih.

Mari kita siap menanggung beban orang lain, bukannya memberikan beban kepada orang lain. Mari kita menjadi saudara penuh kasih kepada setiap orang yang membutuhkan pertimbangan baik dan membutuhkan kasih sayang, terutama orang tua, sakit, dan menderita. Tindakan amal dimulai dari rumah kita dengan orang-orang yang terdekat dengan kita.