Intisari-Online.com – Alkisah, sebuah kapal karam. Lalu, salah satu awaknya berhasil mempertahankan sisa-sisa kayu dari kapal itu dan terdampar di sebuah pulau terpencil.
Ia tinggal di sana selama berbulan-bulan mengharapkan diselamatkan oleh beberapa kapal yang melewati pulai itu. Ia mulai membangun tenda dan mulai cara hidup yang baru. Sering kali, ia mencapai pantai dan mencari tanda-tanda bantuan dari sebuah kapal yang mendekat. Ia berdoa agar ia diselamatkan dari pulai itu, namun doa-dodanya tidak dijawab dalam waktu yang panjang.
Suatu hari, ia merasa lebih tertekan, ia berdiri di pantai, seperti biasa, melihat cakrawala berharap sebuah kapal muncuk sebagai jawaban atas doa-doanya. Tiba-tiba, ia menemukan tendanya terbakar. Ia bergegas ke tempat kejadian, tapi tak berdaya. Ia mengutuki nasibnya, karena harta terakhirnya hilang tertelan api.
Ia kembali ke pantai, siap untuk bunuh diri ke laut. Saat ia memasuki air, ia bisa melihat bendera kapal dari jauh. Sebuah perahu cepat mendekat padanya. Para pelaut tiba dan menyelamatkannya. Ketika tiba di kapal, ia bertanya pada kapten bagaimana mereka mengetahui nasibnya. Kapten berkata, “Kami melihat api dan asap mengepul dari pulau itu. Kami pun mengirim perahu untuk mengetahui apakah ada orang di pulau itu.”
Lalu kita menyadari bahwa jalan Tuhan adalah misterius. Pria itu mungkin tidak menyadari bahwa api itu adalah sinyal dari Tuhan untuk para pelaut di sebuah kapal yang jauh. Tuhan selalu penuh kasih kepada kita. Ia memiliki rencana yang pasti untuk masing-masing dari kita.