Penulis
Intisari-Online.com – Ada sebuah cerita tentang seseorang yang takut mati. Ia menghabiskan waktu yang lama dalam doa untuk menyenangkan Tuhan. Kemudian Tuhan muncul di hadapannya dalam mimpi dan menanyakan apa keinginannya.
Pria itu berdoa agar Tuhan menyelamatkannya dari kematian. Tuhan menjawab bahwa kematian itu tak terelakkan bagi manusia, jadi doa itu tidak bisa dikabulkan. Ia kemudian meminta Tuhan agar memberinya peringatan yang jelas sebelum kematiannya. Tuhan setuju dan menghilang.
Dengan gembira, pria itu mulai menjalani kehidupannya penuh dengan kesenangan dan dosa, dan berharap agar Tuhan secepatnya mengeluarkan peringatan tentang kematian yang akan datang. Dalam perjalanan waktu, rambutnya menjadi abu-abu, kulitnya berkerut, kesehatannya memburuk, dan giginya tanggal. Tetapi pria itu masih saja melanjutkan kehidupannya dengan penuh dosa.
Akhirnya pada saat kematian, ia memiliki penglihatan Tuhan, siap untuk menyatakan kematiannya dan menilai perbuatannya. Pria itu mengeluh, “Kenapa Kau tidak memperingatkan saya sebelumnya? Kau tidak menepati janji.”
Tuhan menjawab, “Aku memberimu serangkaian peringatan, rambut beruban, kulit keriput, kesehatan menurun, dan gigi tanggal adalah sinyal peringatan berakhirnya segera kehidupanmu. Tetapi kau mengabaikan peringatan itu. Sekarang kau harus memenuhi nasibmu.
Kematian sering muncul tiba-tiba. Pada setiap saat dalam kehidupan kita, kita harus siap untuk bertemu dan menyapa kematian sebagai teman.