Cekcok Maut di Dapur

Agus Surono

Penulis

Cekcok Maut di Dapur

Intisari-Online.com - Seorang wanita dengan wajah kusut dan kalut membukakan pintu bagi petugas dari Polsek Metro, Sersan Satu Son Johnson dan Kopral Dua Li Charlie."Su-su-suami saya, Pak," ucapnya gemetar. "Dia tewas ... saya betul-betul tidak sengaja. Itu murni kecelakaan, Pak!"Son dan Li berjalan menuju dapur tempat tubuh Alexander Tega tergolek tak bernyawa. Darah menggenang di lantai, sebagian mengotori bajunya. Li menenangkan si wanita, Ny. Paula Tega, sementara Son memeriksa keadaan. Dua kursi terbalik. Meja berantakan, makanan terlempar ke mana-mana. Piring, mangkok, dan beberapa cangkir pecah. Dia keluarkan sapu tangan, diambilnya sebilah pisau mengkilat bernoda darah di dekat tubuh korban. Dengan pengamatan saksama Son melihat, ada noda tangan yang rapi membentuk dua sidik jari pada pegangan pisau itu."Sa-saya cuma mau bela diri," kata Paula sesenggukan, duduk di hadapan Son dan Li yang sibuk mencatat. "Saya lupa gara-gara persisnya. Semua teman tahu bahwa Alex seorang yang emosional dan tak stabil, sehingga perkawinan kami selama tiga tahun ini dipenuhi percekcokan. Sore tadi, sepulang kantor, ia mulai dengan perdebatan. "Padahal sejak kemarin saya sudah bertekad untuk tidak membuka mulut walau hati ini tersiksa. Saya konsentrasi menyiapkan makan malam. Ternyata itu pun sangat berat karena Alex mondar-mandir sambil terus memaki. Mungkin karena saya diam, dia menjadi sangat marah. "Tiba-tiba ia mengambil pisau dan menghunuskannya kepada saya. Secara spontan saya pegang tangannya. Kami bergumul, dan pisau pun terjatuh. Jadinya kami malah rebutan pisau. Tiba-tiba Alex mengerang kesakitan. Ia mundur sambil memegangi dada kirinya. Astaga ... rupanya saya telah menusukkan pisau itu dan dia .... "Saya terdiam. Kaget sekaligus menyesal. Barulah belakangan bisa bangun dan menelepon Bapak." Paula kembali tersedu dan membenamkan wajah di kedua telapak tangannya."Kalau menyesal, kenapa Ibu tidak mencoba menolong suami Ibu dan mencari bantuan?" tanya Son."Ya itu tadi, saya bingung. Ketika saya mulai tenang, keadaan sudah terlambat. Alex sudah terbujur kaku. Ia ....""Ya, cerita Ibu cukup meyakinkan kami. Tapi ada keterangan yang tidak cocok dengan fakta. Ini bukan kecelakaan, bukan bela diri, tetapi pembunuhan dengan sengaja. Maka sebaiknya Ibu ikut kami ke Polsek untuk penyidikan lebih lanjut," kata Son yakin."Hah?!" (Intisari)Keterangan apakah yang tidak cocok dengan fakta, sehingga Son yakin Paula sengaja membunuh suaminya?Ketentuan menjawab: